Saat rusak, sulit diperbaiki
Itulah kepercayaan
Lidah mu harus selaras dengan realita
Berkali-kali dilanggar, tentu kesangsian mendominasi.O.
Tuan Xavier, Nyonya Xavier, Althan, dan Ethan tengah berada di ruang makan. Mereka menduduki kursi masing-masing dengan berbagai jenis makanan di hadapan mereka. Seperti biasa, keadaan meja cukup hening, hanya ada bunyi denting alat makan yang saling bergesekan.
Namun, ditengah santapan Tuan Xavier mengeluarkan suara. "Althan, bagaimana hubungan kamu dengan Elsa?"
Gerakan Althan berhenti sejenak, sebab tumben sekali ayahnya yang terkenal menjunjung tinggi tata krama di meja makan kini memulai percakapan. Althan menengok ke arah ayahnya, kemudian menjawab, "seperti biasa."
Di sisi lain meja Nyonya Xavier tersenyum senang. "Wah! Bunda gak sabar kenalin Elsa ke teman-teman arisan."
"Buwnda kan udah ngewnalin Kak Elsa ke teman-teman buwnda." Ethan berbicara dengan mulut berisi makanan.
Nyonya Xavier cemberut. "Beda dek, waktu itu kan Elsa belum jadi mantu bunda, nanti kalau udah jadi mantu rasanya itu beda. Dan telat makanan di mulut kamu itu sebelum berbicara."
Ethan tersenyum canggung. "Bunda pasti mau pamer."
"Iya dog! Elsa itu mantu idaman," jawab Nyonya Xavier cepat.
"Memang seperti itu. Masa depan Elsa cerah, di usianya yang muda dia bisa menghasilkan uang. Althan kamu beruntung ayah jodohkan dengan Elsa. Elsa lebih baik daripada si siapa itu?"
"Nila, mas. Elsa cantik dan attitude nya sangat baik, berbeda dengan anak itu. Orang tuanya saja tidak ada, entah bagaimana dia dididik selama ini."
Ting!
Ketiga orang disana menoleh ke sumber suara yang tidak lain akibat ulah Althan. Entah mengapa Althan merasa jika dirinya tidak suka ada orang lain yang membanding-bandingkan Rembulan.
"Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing," ujar Althan dengan mata tidak lepas dari piringnya yang kosong.
Dengusan Nyonya Xavier terdengar di telinga Althan. "Memang, tapi gadis sampah itu memiliki banyak kejelekan. Sampah mana bisa mengalahkan berlian."
Ethan merasa terkejut mendengar ucapan bundanya, ini pertama kali dia mendengar nada bicara bundanya yang seperti itu. Althan pun sama, dia juga sempat terkejut.
"Benar apa kata bunda kamu. Elsa berlian yang mahal dan berharga. Harus dijaga hati-hati tidak boleh rusak. Dari kolegan bisnis ayah, keluarga Samuel adalah partner yang paling memenuhi kriteria."
Pegangan Althan pada gagang garpu menguat. "Jadi maksud ayah, Rembulan pantas di rusak? Dia juga manusia, sama seperti kita."
Tuan Xavier menggeram marah, tampak tidak senang dengan ucapan Althan. "Sadari posisi kamu Althan!" kata Tuan Xavier dengan suara meninggi.
"Memang manusia. Tetapi setiap manusia memiliki tingkatan dan kita adalah manusia kalangan atas. Posisi kita harus dipertahankan jangan sampai rusak. Lagipula Althan, walaupun kehidupan awal gadis itu tidak seperti ini, bunda dan ayah gak akan setuju dia berhubungan dengan keluarga kita." Nyonya Xavier berhenti sejenak.
"Keluarga gadis itu adalah penyihir!" lanjut Nyonya Xavier.
"Kenapa? Kenapa, Bun? Apa karena om Edwin Rembulan adalah mantan pacar bunda yang batal bunda nikahi? Itu hanya masa lalu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Gadis Cupu [END]
Teen FictionWarning mengandung genre violence! Rembulan Cahyaningsih namanya, kerap dipanggil Rembulan atau cupu sesuai penampilannya. Tidak secantik bulan, penampilannya begitu sederhana. Kadangkala, Rembulan ingin mengeluh. Namun, dia tidak memiliki tempat u...