~Selamat Membaca~
.O.Di sebuah ruangan dengan pencahayaan yang kurang terdapat 4 orang manusia. 1 orang diantaranya berjenis kelamin laki-laki. Sebut saja mereka wanita A, pria B, wanita C, dan wanita D.
"Bajingan! Itu bukan rencana kita?!"
Sang wanita A memutar kedua bola matanya berlawanan arah jarum jam. "Lo takut?"
Tidak terima dikatakan takut, wanita C menggeram kesal. "Lo tahu, rencana kita adalah buat dia malu. Mengapa Lo ngelakuin itu brengsek?!"
Wanita A menggeram kesal. "Gue gak peduli. Selama dia gak ada, jalan gue bersih."
"Argh!! Sialan, mengapa lo bisa tenang setelah bunuh orang?!!! Lo bunuh orang! Kalau kita ketahuan, kita bisa masuk penjara. Sialan!"
Sedangkan seorang pria yang sedari tadi hanya bermain game di sofa lantas tertawa padahal tidak ada hal yang lucu. Perhatian ketiga wanita yang ada di ruangan itu teralihkan kepada sang pria yang sejak tadi hanya bermain game.
Double kill! Suara dari ponsel pria B.
"Lo! Kenapa lo diam aja, bodoh!!" Wanita C itu menunjuk si pria B.
Sedangkan wanita D berusaha menahan rekannya agar tidak kehilangan kontrol. "Kak, tenang dulu!"
"Lo yang bodoh." Akhirnya dia sebagai satu-satunya pria disana bersuara.
Wanita C naik pitam. "APA LO BILANG?!"
Pria itu mematikan ponselnya, dia mengubah posisi yang tadinya berbaring menjadi berdiri. "Lo bodoh karena khawatir untuk hal yang gak diperlukan."
Kedua bola mata wanita C membesar. "Lo sadar gak sih tentang apa yang sudah kalian lakukan?! Kita kalau ke-"
"Kita gak akan ketahuan." Potong pria B dengan tegas.
"Kenapa lo yakin?" Kali ini bukan wanita C yang berbicara. Melainkan perempuan di samping wanita C, yaitu wanita D.
Suara decakan keluar dari mulut pria B. "Tentu saja gue jamin kita gak akan ketahuan, tetapi gue butuh bantuan kalian."
Sebelum wanita C bersuara, buru-buru wanita D menyela, membuat perempuan disampingnya menggeram tidak suka karena perkataannya disela. "Bantuan untuk apa?"
Pria B tersenyum yang semakin lama lebih terlihat seperti seringai. Melihat seringai pria itu, tiba-tiba saja membuat bulu-bulu halus milik ketiga perempuan disana berdiri tegak. "Bantuan untuk tutup mulut," ujarnya enteng, namun penuh penekanan.
Ucapan pria itu membuat wanita C dan wanita D saling pandang. Kemudian muncul satu kesimpulan yang membuat kepala keduanya tanpa sadar mengangguk pelan.
Ya, kita akan aman selama tutup mulut. Tutup mulut adalah satu-satunya opsi yang dapat mereka lakukan saat ini.
W.o.W
Sudah 5 hari berlalu semenjak kejadian itu. Althan pria yang menjadi tokoh utama pria dalam kejadian itu sedang menatap keluar jendela kamar dengan perasaan gundah-gelisah. Bukan kemauannya hanya berdiam diri sembari menikmati pemandangan dari dalam kamar, pria itu sedang mendapatkan hukuman. Bodyguard ayahnya menyeret Althan secara paksa dari hotel dan memasukkan dia ke kamarnya. Althan tidak diizinkan keluar walau sebentar, semua hal dia lakukan di kamar. Mulai dari makan hingga membersihkan diri ia lakukan di kamar. Selain mengurung dia di kamar, ayahnya - Tuan Xavier juga melarangnya bekerja. Ayahnya menyuruh Ethan, adiknya untuk mengambil ahli pekerjaan Althan. Entah bagaimana pria itu akan menyelesaikan pekerjaannya, pasti pria muda itu merasa kesal menghadapi pekerjaan-pekerjaan Althan yang segunung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Gadis Cupu [END]
Teen FictionWarning mengandung genre violence! Rembulan Cahyaningsih namanya, kerap dipanggil Rembulan atau cupu sesuai penampilannya. Tidak secantik bulan, penampilannya begitu sederhana. Kadangkala, Rembulan ingin mengeluh. Namun, dia tidak memiliki tempat u...