Whwhwhwh double up, ini di luar rencana sih. ‼️ Kata-kata kasar.
.O."Saya nikahkan engkau Althan Xavier Blue dengan Nila Nur Edrea bin Almarhum Edwin Alexander dengan mas kawin seperangkat alat salat dan emas seberat 90 gram dibayar tunai," demikian ucap Tuan Alexander selaku wali mempelai wanita.
Ijab tersebut kemudian disambung oleh mempelai pria yaitu, Althan dengan pernyataan qobul. "Saya terima nikahnya Nila Nur Edrea bin Almarhum Edwin Alexander dengan mas kawin seperangkat alat salat dan emas seberat 90 gram dibayar tunai."
Setelah para saksi mengucapkan "Sah!" Saat itu pula Althan dan Rembulan secara resmi menjadi pasangan suami-istri. Rembulan mencium punggung tangan Althan, sedangkan Althan mencium kening Rembulan. Tidak lupa kemudian dilantunkan doa-doa bagi kesejahteraan rumah tangga pasutri baru itu.
Selanjutnya adalah tukar cincin. Rembulan tidak dapat menyembunyikan rona kemerahan pada kedua pipinya, dia menunduk malu. Althan tersenyum, sikap Rembulan yang malu-malu kucing entah sejak kapan menjadi pemandangan favoritnya. Saat kedua cincin telah tersemat di jari manis masing-masing mempelai, tepuk tangan dan sorakan memenuhi ruangan. Anas, Abas, Nisa, dan Tuan Xander menghampiri pengantin baru itu. Mereka memberikan beberapa nasihat.
"Pernikahan adalah ikatan sakral, tidak dapat dijadikan permainan. Sekali mengucapkan sumpah pernikahan maka tidak ada sumpah pernikahan selanjutnya. Setiap pasangan harus selalu berkomunikasi agar saling terhubung. Ayah harap kalian berdua bahagia." Tuan Xander menepuk pindah Rembulan dan Althan.
Althan mengangguk mantap. "Pasti, om. Saya akan membuat Rembulan bahagia."
Tuan Xander tertawa. "Haduh, sudah jadi mantu masih manggil om. Ayah dong, sama kayak Nila."
Althan terkekeh, "baik, yah."
"Benar apa yang dikatakan Tuan Xander, komunikasi itu penting. Saling percaya juga penting, jika ada masalah saling berbagi cerita. Insyaallah beban terangkat dan teratasi. Semoga pernikahan kalian selalu diliputi kebahagiaan," ujar Tuan Abas.
Rembulan mengangguk, "Makasih, bi."
"Huaaa...Rembulan! Hiks...." Rembulan nyaris terjatuh saat Nisa memeluknya. Gadis itu menangis kencang di pelukan Rembulan. Cukup lama mereka berpelukan, Nisa bangkit. Gadis itu dengan kasar mengusap air matanya, kemudian menatap Althan tajam.
"Kak Althan kalau jahat lagi sama Rembulan bakal Nisa cincang terus daging-daging Kak Althan ku kasih ke buaya. Biar dimakan sama buaya, kembaran Kak Althan!"
Anas melotot mendengar ucapan putrinya, dia menarik Nisa mundur. "Heh mulutnya!"
Althan tertawa. "Iya, makasih sudah jaga Rembulan selama ini."
Selanjutnya giliran Anggota Black Rose yang memberi selamat kepada Althan. Kali ini mereka bertingkah sangat heboh sampai-sampai mendapat teguran dari Abas dan Tuan Xander.
"Bro! Gak nyangka lo udah unavailable" Bagas menepuk pundak Althan.
Sedangkan Dean, "gue kecewa sama lo, Than. But, congrats!"
"Thank, bro!" Althan dan Dean saling berpelukan beberapa detik.
Alex juga melakukan hal yang sama, mereka berpelukan. Pria itu sempat membisikkan sesuatu ke Rembulan yang juga dapat didengar oleh Althan. "Minta nomer WA lu dong."
Althan menatap tajam Alex. "Buat apa?"
"Ck! Gue kan juga pengen nikah muda, Than. Rembulan dekat nih sama Nisa, bisa dong gue minta info ke dia soal Nisa," ujar Alex sambil sedikit berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Gadis Cupu [END]
Teen FictionWarning mengandung genre violence! Rembulan Cahyaningsih namanya, kerap dipanggil Rembulan atau cupu sesuai penampilannya. Tidak secantik bulan, penampilannya begitu sederhana. Kadangkala, Rembulan ingin mengeluh. Namun, dia tidak memiliki tempat u...