Update selanjutnya entah kapan. Pokoknya aku mau ngumpulin chapter dulu.
.O."Kak Genta tolong jauhi Rembulan." Bukan jawaban yang Rembulan sampaikan melainkan perkataan yang sejak tadi ingin dia katakan.
Genta terkejut. "Kenapa? Lo jadi ilfil sama gue setelah ini?" Panggilan Genta berubah ke awal.
Rembulan dengan tegas menggeleng. "Bukan. Rembulan memang gak bisa nerima Kak Genta, tapi Rembulan gak jijik."
"Kenapa? Ada orang lain yang ngisi hati Lo? Siapa orangnya?" Berbagai macam pertanyaan Genta lontarkan dan lagi-lagi Rembulan menggeleng.
"Kak Genta gak perlu tahu. Kak Genta tolong jauhi Rembulan."
Telapak tangan Genta mengepal. "Mengapa gue harus menjauh Rembulan?! Kalau bukan karena jijik apa alasan lo nyuruh gue jauhi Lo?!" Genta mati-matian menahan amarahnya.
Rembulan menunduk. "Rembulan senang berteman dengan Kak Genta. Tetapi Rembulan sadar kalau status kita beda. Sangat jauh berbeda. Aku yang gak pantas untuk jadi teman Kak Genta, seharusnya dari awal aku nolak. Namun, aku bodoh karena berteman dengan Kak Gentan. Jadi, tolong jauhi Rembulan, kak. Anggap aja Rembulan orang asing."
Genta mengacak rambutnya, dia melempar minumannya ke tanah hingga tumpah. Dia sangat marah, tetapi berusaha dia tahan karena tidak ingin mencelakai Rembulan.
"Rembulan, plis! Jangan nyuruh gue jauhi lo. Gue bisa terima penolakan, tapi gue gak bisa nerima keinginan lo yang satu ini. Setidaknya ki-ta bisa jadi teman. Ya teman!"
Rembulan meremas kedua sisi samping roknya. "Rembulan gak pantes buat kakak bahkan hanya sekadar jadi seorang teman. Kak Genta punya masa depan yang cerah gak kayak aku."
Genta memegang bahu Rembulan. "Kita itu pantas Rembulan! Gue gak suka lo yang merendah gini!! Siapa yang bilang ke lu kalau kita gak pantas?! Gue bakal nyamperin orang itu!!"
Rembulan meringis, dia menyentuh tangan Genta. Genta pun melepaskan pegangannya. Untuk pertama kalinya Rembulan melihat Genta menunduk.
"Itu kemauan Rembulan. Rembulan ingin kita menjadi orang asing. Rembulan gak akan melupakan Kak Genta, tetapi aku mohon Kak Genta mengabulkan permintaan Rembulan." Walaupun terasa sakit, Rembulan tetap tersenyum.
Rembulan memberikan pelukan kepada Genta walau tidak di balas oleh pemuda itu. Genta semakin merasa sangat frustrasi saat menatap Rembulan yang perlahan menjauh. Bahkan gadis itu tidak berbalik barang sebentar saja.
Kebetulan ada bus yang berhenti dan Rembulan menaiki bus itu. Selepas kepergian Rembulan, Genta menendang bangku taman. Kemudian, dia menuju motornya dan mengendarai motor ninja ya itu dengan kecepatan tinggi membelah jalan raya.
W.o.W
Rembulan turun dari bus di halte tak jauh dari kafe tempat dia bekerja. Rembulan memang menuruti kemauan mereka untuk menjauhi Genta, tetapi dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Rembulan merogoh ponsel barunya. Ponsel yang dibelikan oleh Althan kemarin sore.
atas bantuan pria berkacamata itu, Rembulan lumayan mengerti cara menggunakan smartphone di tangannya. Rembulan membuka apilikasi WhatsApp, dia mengetikkan sesuatu kepada Althan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Gadis Cupu [END]
Teen FictionWarning mengandung genre violence! Rembulan Cahyaningsih namanya, kerap dipanggil Rembulan atau cupu sesuai penampilannya. Tidak secantik bulan, penampilannya begitu sederhana. Kadangkala, Rembulan ingin mengeluh. Namun, dia tidak memiliki tempat u...