29. Jalan jalan

1K 115 10
                                    

"Assalamualaikum Bu."

"Waalaikumsalam, ada apa, Ki?"

"Bu, Kia izin jalan jalan ya."

"Jalan jalan? Sama siapa? Syifa, Al, sama Ken gimana?"

"Mereka ikut Kia kok Bu."

"Diajak siapa, Ki?"

Aku menoleh kearah kursi yang sama sekali tidak ada obrolan didalamnya, mereka tumben banget sih!

Tadi aku memang sengaja melipir ke dekat pintu masuk, sengaja biar Al gak ganggu pembicaraan dan mempengaruhi ibu agar aku tidak jadi ikut.

"Diajak sama temen atlet Kia, Bu. Tadi gak sengaja ketemu di cafe, ternyata ini cafe mereka."

"Oh gituu, yaudah gapapa, tapi ganti baju dulu ya, Ki. Sama mandi, kamu belum mandi kan?"

"Iya Bu, nanti Kia, Syifa, Al, sama Ken pulang dulu. Yaudah, Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam."

Aku kembali duduk di kursi, meminum coffe ku yang hampir habis.

"Gue pulang dulu ya, ganti baju sama mandi!" Seru ku sembari meraih tas lalu berdiri diikuti Syifa, Al, dan Ken.

"Saya antar, Ki!" Seru Rian.

Aku mengernyit, maksudnya, mengantar sampai rumah?

"Gausah Jom, deket kok. Bisa naik angkot!" Tolakku.

"Gapapa Ki, anterin aja, sih! Biar kita sekalian jalan dari rumah lu!" Sambar Kevin.

Baru aku ingin membuka suara, ponselku bergetar pelan, aku membaca pesan yang terpampang di pop-up. Dari ibu.

Ibu

Ki, kalo ada Rian ajak main kesini ya.

Aku menghela nafas, ternyata ibu masih ingat Rian, aku kira dia akan menganggapnya angin lalu.

"Yaudah Jom, kalo gak ngerepotin!" Sergah ku akhirnya.

Kami berjalan kearah mobil yang terparkir di depan cafe. Aku baru ingin membuka pintu mobil di posisi tengah, tiba tiba Kevin menarik lenganku.

"Lu, depan!" Serunya

Aku mengernyit, kenapa dia menyuruhku didepan?

"Udah, cepetan!" Sambungnya sembari mendorongku pelan kearah kursi depan.

"Ih gaenak ah, Vin! Lu aja yang didepan!"

"Ogah! Cepetan, Ki!" Sarkasnya.

Aku menghela nafas pelan, kursi belakang sudah diisi Kevin dan Fajar, ditengah sudah ada adik adikku, mereka kenapa ditengah sih? Kenapa gak dibelakang aja?

Aku membuka pintu depan mobil, langsung duduk lalu memakai seatbelt.

Aku membuka aplikasi pesan di ponselku, menanyakan sesuatu ke Syifa.

Syifa

Kalian kenapa di tengah?

Disuruh a Fajar, teh!

"Udah? Berangkat?" Seru Rian yang baru selesai memakai seatbelt nya.

Aku mengangguk pelan, merapikan hijabku.

Moonlight | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang