44. Setelah Insiden

1.1K 140 13
                                    

"Halo?"

"Iya kak Kev. Kenapa?"

"Lagi sibuk nggak, Syif?"

"Enggak, Kak. Lagi break, kenapa?"

"Bisa ketemu?"

"Kapan?"

"Sekarang."

🌙🌙🌙

Kevin memutuskan menceritakan segalanya pada Syifa, dari awal dia pergi ke mall sampai Rian yang kehilangan kontrol emosinya.

Setidaknya ada satu keluarga Kia yang tahu soal ini, tapi yang pasti jangan Al, dan bukan Al. Bisa habis Rian!

"Hah? A Rian ngomong gitu?" Seru Syifa, langsung berdiri tetapi ditahan Kevin.

"Syif. Duduk dulu."

"Nggak bisa dong, Kak! A Rian nggak bisa seenaknya begitu!"

"Syif! Gue tau Jombang salah. Tapi ada yang lebih penting. Ayok duduk dulu!"

Syifa kali ini menurut, kembali mendudukkan diri di kursinya.

"Gue minta maaf atas nama Jombang ya. Mungkin dia emang keterlaluan. Tapi, Syif. Coba lo bayangin jadi dia deh. Dia udah cinta mati banget sama Kia, Syif. Gue serius. Dia rela beliin gue kaos Givenchy cuma gara gara seneng dibilang calon pacar sama Kia. Dia beneran serius sama Kia. Cuma mungkin kemaren dia gabisa ngontrol emosi, Syif. Bayangin kalo lo yang jadi dia, ngeliat orang yang lo suka meluk atau dipeluk orang lain, gimana?"

"Lho, kok kak Kev malah jadi ngebela a Rian? Jelas jelas dia salah!" Bantah Syifa. Dia benar kan? Jelas jelas Rian yang salah, berbicara seenaknya!

"Iya gue tau dia salah! Gue tau banget dia salah! Tapi, Syif. Coba liat dari perspektif yang berbeda. Gue ngomong gini bukan karena gue temennya Jombang. Tapi karena gue udah anggep Kia sodara gue sendiri. Gue paham, mungkin dia punya trauma seperti yang lo bilang. Walaupun gue nggak tahu pasti traumanya gara gara apa, tapi gue yakin itu serius. Dan Jombang, gue juga tahu perjuangan dia dari awal banget, Syif. Gue tahu dia nekat bolos latihan buat nemenin Kia di rumah sakit. Gue tahu dia beneran mau keluar asrama jam 10 malam karena mau nganterin Kia pulang. Dan gue tau banget dia rela di cap nggak sopan sama senior karena ninggalin makan malam, itu gara gara dia lihat Kia keluar cafe sambil nangis."

Kevin menarik nafas sedalam dalamnya, menghela nya perlahan.

"Syif, mungkin Kia nggak akan ngerti itu semua karena dia benar benar menganggap Jombang temen biasa. Tapi gue ngerti, Syif. Dan gue yakin lo juga pasti ngerti. Jombang bukan kayak Fajar yang bisa deketin cewe dengan gampang, Jombang juga bukan gue yang bisa selalu kasih perhatian untuk orang yang dia sayang. Dia bukan tipe yang rela berbuat apapun, kecuali buat Kia."

"It's just an expression of disappointment, Syif. He is just disappointed. Dia cuma merasa perjuangannya gak dihargai." Sambung Kevin.

Syifa menghela nafas kasar. Kevin benar, nggak semuanya mentah mentah salah Rian. Nggak bisa menyalahkan Kia juga, karena dia sendiri belum cerita seperti apa kejadiannya.

"I know that, Kak. Tapi tetep aja, nggak seharusnya a Rian ngomong begitu!"

"Gue tahu. Maka dari itu, mau bantu gue?"

Syifa mengernyit, "Bantu apa?"

"Kita buat Jombang dan Kia berjuang bersama, setuju?"

Syifa tersenyum lebar, kalimat kalimat Kevin membuatnya sadar. Nggak semua masalah bisa dilihat dari satu sisi, Kevin benar.

Moonlight | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang