Aku langsung melepas tanganku dari genggaman Rian.
"Lo?"
"Halo kak Rian!" Serunya.
Aku mengusap tengkukku. Aduh, dia lihat nggak ya tangan ku gandengan tadi?
"Vin?" Rian menatap Kevin yang daritadi terlihat kesal.
"Bukan gue. Gue juga nggak tahu dia tiba tiba ada disini."
Rian menghela napas pelan, melihatku. "Ayo." Ajaknya, berusaha mengambil lenganku lagi. Aku langsung mundur, menghindarinya.
Rian langsung memelototi ku, aku tahu dia kesal, tapi bagaimana?
"Kak Rian ayok! Jangan berdiri terus!" Serunya sembari menarik lengan Rian.
Setelah Rian duduk, dia langsung mengambil duduk disebelahnya. Aku tersenyum kecil, duh, gimana ya? Meja ini kan memang dipesan untuk empat orang, dan tempatku...
"Dy. Itu bukan tempat lo." Celetuk Rian.
Ya, benar. Itu Audya. Aku nggak tahu kenapa dia disini, dan dia duduk ditempat ku, yasudah lah.
"Terus aku dimana dong, kak?"
"Dimana aja, yang jelas nggak disini."
"Tempat ini buat siapa? Kosong, kan? Nggak apa apa dong aku disini!"
"Buat Kia!" Setelah mendengar perkataan Rian, Audya langsung menatapku.
"Loh? Azkia? Ngapain sih dia disini?"
Aku tersenyum kecil, aduh, Audya, dia mengingatkan ku pada para peneror dulu.
"Lo yang ngapain disini?" Balas Rian.
"Aku kan calon pacarnya kak Rian! Mau ngerayain ulang tahun kak Rian, lah! Lagian si Azkia ngapain disini? Dia kan bukan siapa siapa!"
"Dy! Lo jangan sembarangan ngomong! Dia-"
Aku buru buru menahan lengan Rian, menyuruhnya untuk tetap diam.
"Udah ah, masalah kursi aja ribut. Gue di meja lain aja nggak apa apa."
Rian menahan lenganku, lantas berdiri. "Gue ikut."
Demi mendengar kata kata Rian, Audya ikut berdiri. "Ih kak Rian mau ninggalin aku sendirian? Biarin aja sih Azkia di meja lain!"
"Heh Audya!"
Aku menoleh, melihat wajah Syifa sudah merah padam. Aku buru buru memberi kode pada Kevin, jangan sampai Syifa berbuat aneh aneh.
"Gue perhatiin dari tadi mulut lo nggak bisa dijaga ya! Gue diem aja karena nggak mau mencampuri urusan orang lain. Tapi lama lama mulut lo makin kurang ajar! Nggak usah ngomong macem macem soal teteh gue, atau lo akan tau sendiri akibatnya!" Sentaknya, langsung menarik lengan Kevin, juga lenganku, otomatis Rian juga ikut terbawa.
Syifa berhenti setelah beberapa saat, menghela napasnya berkali kali.
"A Rian, maaf ya. Acaranya jadi berantakan."
Rian tersenyum kecil, "Nggak apa apa, yuk cari resto lain aja."
"Nanti yang lainnya gimana?"
"Bisa gue kabarin. Gampang itu mah!" Bujuk Rian.
Dia memang mengajak anak anak pelatnas turut ikut, tapi mereka memutuskan untuk datang belakangan.
🌙🌙🌙
Akhirnya Rian, Kia, Syifa, dan Kevin bersama anak anak pelatnas lainnya duduk diam dan menunggu makanan mereka tiba.
Rian sedaritadi meremas jemarinya gugup. Sebenarnya Rian ingin menanyakan sesuatu pada Kia, tapi bagaimana cara memulainya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | Rian Ardianto
AléatoireDia, yang bahkan aku belum tahu namanya. Tapi hanya dengan senyumnya membuat dunia ku yang sedang gelap seketika terang. Seperti cahaya bulan ditengah malam. -Muhammad Rian Ardianto Cinta pandangan pertama? ah, ga mungkin. Cinta kan ada karena terbi...