9. Sakit

2.1K 128 0
                                    

"Jom!" Suara menggelar terdengar dari pintu, detik selanjutnya pintu itu terbuka, menampakkan seorang Fajar Alfian beserta Kevin Sanjaya dibelakang nya.

"Eh, ada si dokter!" Sambungnya melihatku yang sudah sadar.

Kevin memukul lengan Fajar, "Sopanan dikit, kek lu!" Sarkasnya yang hanya dibalas senyum tak berdosa Fajar.

"Kalian ngapain? Bukannya hari ini latihan?" Tanya Rian sembari membuang plastik kemasan roti yang sudah habis.

"Udah izin sama koh Herry, sekalian jemput lu!" Seloroh Fajar sambil duduk di sofa yang tersedia.

Aku diam, mencerna kata katanya. Oh iya! Rian kan atlet, dan harus latihan, kenapa dia disini?

"Mas Rian, bukannya kamu harus latihan juga, ya?" Tanyaku hati hati, bukan bermaksud mengusirnya atau gimana, tapi kan itu kewajibannya.

"Iya, tapi gak apa apa, saya sudah izin buat hari ini," Balasnya lembut.

Duh, kan! Aku merasa tidak enak padanya!

"Udah mbak, gak usah dipikirin, udah biasa Jombang kena hukuman mah!" Celetuk Kevin dengan nada medoknya.

Aku kembali tersentak, hukuman? Rian dihukum?

Aku lihat Fajar langsung melempar Kevin dengan sepatu yang sudah dilepas, tepat kena di punggungnya.

"Mas Rian dihukum?" Tanyaku lagi.

Rian tersentak, ia melihatku panik. Tuhkan, dia pasti beneran dihukum!

"Maaf, ya mas, gara gara aku mas ri-"

"Engga kok, Ki! Kevin jangan kamu dengerin, dia mah ngomong sembarangan!" Potong Rian sembari menatap Kevin tajam.

"Mas Rian, kamu gak perlu gini banget, aku, aku bisa kok-"

"Udah ya, Ki, kamu makannya sudah selesai kan? Saya panggilkan suster dulu ya sebentar," potongnya lagi sembari mengambil styrofoam dari pangkuanku. Padahal buburku masih setengah.

"Sebentar ya, Ki. Vin, Jar, ayok keluar!" Sambungnya sembari membawa sampah plastik yang tadi ia kumpulkan.

Aku melihat Kevin dan Fajar tersenyum padaku lalu keluar.

Aku menghela nafas, mereka kan tidak kenal denganku, masa aku merepotkan mereka sih?

🌙🌙🌙

Aku meletakkan ponsel ku di nakas, melihat panggilan dari Bella yang entah sudah beberapa kali ku matikan.

Sudah 3 hari sejak aku dirawat karena penyakit maag ku kambuh. Bella pasti mencari ku, tapi biarkan saja, buat apa lagi dia mencari ku, kan?

Selama tiga hari ini juga Rian bulak balik menjengukku, menanyakan aku mau makan apa, mengurus semua kebutuhanku, padahal kan dia sibuk dengan sesi latihannya.

"Kok gak diangkat?"

Aku menggeleng, sama sekali tidak berniat bicara dengan Bella. bukannya mau memutus tali silaturahmi, tapi aku kan masih marah padanya.

"Yaudah. Kata dokter, hari ini kamu udah bisa pulang, Ki,"

Aku menoleh, menatap Rian antusias, yaampun aku rindu apart! Tapi aku ingat sesuatu!

"Eh, mas Rian? Total biaya rumah sakitnya kirim ke handphoneku ya, biar aku ganti," Ujarku, tentu saja harus ku ganti, biaya rumah sakit selama 3 hari tentu tidak akan murah, apalagi ini ruangan VVIP.

Rian menggeleng, "Gak perlu, Ki,"

Aku mengernyit, "Loh, kok gak perlu mas? Gak enak lah aku ngerepotin kamu mulu, aku ganti ya!" Tegasku, tapi lagi lagi dia menggeleng.

Moonlight | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang