Aku membuka pintu rumah Bella perlahan, menemui mama Bella beserta papanya lalu berjalan kearah kamar Bella.
Sejak hari itu, aku sudah kembali seperti biasa dengan Bella, setelah keluar dari rumah sakit pun keesokannya aku langsung bekerja.
Dan Rian, aku sudah bertukar pesan dengannya lewat Instagram, tidak banyak, hanya menanyakan kesehatanku juga hubunganku dengan Bella. Sesekali ia menanyakan jenis obat yang harus dibeli ketika ada temannya yang sakit.
"La!" Seru ku melihat Bella yang tengah asik dengan buku dipangkuannya.
"Eh, Ki! Sini sini duduk!" Ucapnya menepuk nepuk kasur disebelahnya.
Aku mengangguk, meletakkan tasku di gantungan belakang pintu, berjalan kearahnya lalu duduk disampingnya.
"Ngapain lu nyuruh gue kesini, La?" Tanyaku, tadi pagi ketika aku dirumah sakit Bella rusuh sekali menelfonku menyuruhku kerumahnya. Bella tidak ada di rumah sakit, dia memang mengambil cuti dua hari terakhir.
"Nih, liat deh, baju yang bagus buat resepsi apa, ya, Ki?" Balasnya seraya meletakkan buku tebal itu diatas kasur.
Aku mengernyit, baju resepsi? Bella belum memilih? Acara pernikahan nya kan tinggal besok?
"Kok lu belum milih, La?"
"Sebenernya udah, tapi gue batalin,"
Aku mengernyit lagi, menatap Bella, "Kok lu batalin? Kenapa?"
Bella memutar tubuhnya menghadap ku.
"Pertama, karena gue ngerasa bersalah ga melibatkan lu sama sekali, jadi gue batalin, biar lu bisa bantu milih, yang ke-"
"Ih kok lu lebay sih, La?" Potongku, benar kan? Masa harus dibatalkan sih?
"Dengerin gue dulu! Kebiasaan lo!" Sarkasnya, aku hanya menatapnya tanpa wajah bersalah, ternyata dia belum selesai bicara.
"Yang kedua, karena pilihannya gak banget, yang milih si Eric, trus pas gue liat. Duh, Ki, gak banget pokoknya!"
Aku memukul tengkuk Bella, sembarangan saja dia bicara. Eric kan calon suaminya, mulutnya gak pernah disaring, sih!
"Duh, sakit tahu, Ki!" Eluhnya sembari memegangi tengkuknya.
"Lagian lo kalo ngomong sembarangan sih, La!" Sarkasku.
"Emang bener kok, Ki, nih liat nih," Ujarnya sembari memperlihatkan foto satu gaun padaku.
Aku menutup mulutku rapat rapat, jangan ketawa, jangan ketawa."Gak usah ditahan, Ki, gue tau lu mau ketawa,"
Aku menatap Bella, lalu meledakkan tawaku, yaampun perutku sakit gara gara tertawa.
Gaun ini memang cantik, tapi untuk resepsi? Duh, sepertinya Bella benar, mempelai wanita kan harus terkesan anggun, kalau dengan gaun cosplay gini sih, kayaknya agak aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | Rian Ardianto
De TodoDia, yang bahkan aku belum tahu namanya. Tapi hanya dengan senyumnya membuat dunia ku yang sedang gelap seketika terang. Seperti cahaya bulan ditengah malam. -Muhammad Rian Ardianto Cinta pandangan pertama? ah, ga mungkin. Cinta kan ada karena terbi...