Aku duduk di kursi terminal bandara, menyedot coffee ku dan memperhatikan orang berlalu lalang.
Aku tersentak saat merasakan Rian duduk disebelahku, aku menoleh. Kembali membalikkan pandangan ke depan.
"Bella mana, Ki?" Tanyanya tanpa menatapku.
"Nggak tahu, Jom. Dari turun pesawat udah tiba tiba ilang aja dia."
Yang aku bilang itu beneran lho, aku memang gak lihat Bella sejak turun dari pesawat tadi.
Aku menutup mulutku yang sontak terbuka, menguap.
"Capek ya Ki?"
Aku menoleh, tersenyum singkat pada Rian.
"Lumayan, tapi gak masalah."
"Udah makan?" Tanyanya.
Aku mengangguk, aku memang sudah makan bareng Bella tadi.
"Jadi lu gabisa modus bawa gue ke tempat makan kayak pas di China ya, Jom!" Selorohku.
Rian tertawa, "Iyaya gabisa, tapi tenang Ki, saya masih punya banyak cara buat modus!"
Aku memutar bola mata malas, mending main sosmed, deh. Nanggepin Rian gak ada habisnya!
"Ki,"
*Drrtt
Bersamaan dengan Rian yang memanggilku, ponselku berbunyi, aku meraihnya.
Aku mengangkat telfon dari Heta. Temannya Syifa. Heta teman dekatnya Syifa sejak SMP, dia sering juga mampir kerumah ayah ibu, setahuku sekarang dia jadi manager Syifa.
"Halo, teh Kia!"
"Halo, Ta!"
"Apa kabar, teh?"
"Alhamdulillah baik, kamu gimana kabarnya?"
"Baik juga teh!"
"Ada apa? Tumben telfon?"
"Nggak apa apa sih, teh. Udah lama gak ketemu, Heta kangen."
Aku tertawa, sifatnya gak jauh beda sama Syifa.
"Main atuh, kamu nya sibuk sih!"
"Kalo Syifa sibuk ya aku ikutan sibuk, teh!"
"Hahaha, iya juga."
Aku menoleh, mendapati tatapan bingung Rian. Aku tersenyum kecil sebagai jawaban.
"Bareng Syifa, Ta?"
"Engga teh. Heta lagi beli coffee, Syifa nya sibuk shooting."
Aku mengangguk pelan, ya walaupun Heta gak akan melihatnya.
"Syifa sibuk banget, ya, Ta?"
"Iya, teh. Heta jadi gak tega. Makanya akhir akhir ini Heta batasin kerjannya."
"Makasih ya, Ta! Kalo gak kamu yang atur mah Syifa bisa ngambil semua kerjaan, kasian dia."
"Iya teh, emang dia mah gila kerja! Eh sebentar dulu ya, teh. Aku mau balik ke lokasi, tapi jangan dimatiin dulu, nanti biar teteh ngobrol sama Syifa."
"Iya."
Aku menurunkan ponselku dari telinga, menatap Rian.
"Apasih, Jom?"
"Siapa Ki?"
"Heta."
Mendengar jawabanku bukannya dia lega malah mengernyit bingung, tentu saja, memangnya dia kenal Heta itu siapa?
![](https://img.wattpad.com/cover/239791449-288-k459349.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | Rian Ardianto
AcakDia, yang bahkan aku belum tahu namanya. Tapi hanya dengan senyumnya membuat dunia ku yang sedang gelap seketika terang. Seperti cahaya bulan ditengah malam. -Muhammad Rian Ardianto Cinta pandangan pertama? ah, ga mungkin. Cinta kan ada karena terbi...