"Beberapa bulan yang lalu..."
🌙🌙🌙
"Jom!"
Rian menutup telinganya dengan bantal, sungguh, ia sangat tidak ingin diganggu saat ini.
"Jombang!"
"Jom!"
"Rian!"
"Woy, Rian!"
"Jom, lu dicariin koh Herry!"
Rian menghela nafas sejenak, "Koh Herry lagi di Jepang!"
"Hehe kok lu ngeh, sih?"
Rian diam, kembali berkutat dengan ponselnya, membiarkan partnernya berteriak sesuka hatinya dibalik pintu.
"Jombang!"
Rian kembali menghela nafas, harus sabar, "Apasih, jar?"
"Akhirnya! Si leni ngajak jalan tuh!"
Dahi Rian mengernyit, siapa Leni? Setau Rian tidak ada atlet bernama Leni.
"Siapa sih, jar?"
"Ah norak lo, Leo-Daniel!"
Rian kembali menghela nafas, lihat saja, belum ada 30 menit berbicara dengan partnernya, Rian berkali kali menghela nafas.
"Jom, cepetan!"
"Gue gak ikut!"
"Gak bisa!"
"Bodoamat!"
"Jom, kok lu batu, sih?" Rian hanya diam, benar benar Minggu yang buruk.
"Gini deh, kalo dalam hitungan ketiga lu gak bukain pintu, gue dobrak nih pintu sampe ancur, nanti kalo ditanya, gue bakal jawab gara gara Jombang ngamuk! Satu!" Sambungnya.
Rian menghela nafas, akan bertambah masalahnya jika Fajar benar benar melakukan itu.
"Dua!"
Rian bangkit dari kasurnya, meraih kunci kamarnya malas dan berjalan kearah pintu.
"Tiga!"
Tepat di hitungan ketiga Rian membuka pintu dan bahu Fajar yang ternyata sudah 3 cm lagi menghantam pintu, yang sekarang terjadi adalah Fajar yang sedang mengaduh kesakitan karena baru saja ia tersungkur di dalam kamar Rian juga Kevin.
"Makanya gak usah macem macem jadi orang!"
Fajar bangkit sembari memegangi pinggangnya.
"Ih gila lu jom, mau bikin gue cidera?"
"Bodoamat!"
"Masjom, a Ajay! Cowo kok siap siapnya lama banget, sih!"
Itu Daniel, ia sudah siap dengan celana jeans dan kemejanya.
"Gue gak ikut, Niel" lirih Rian.
"Kok gak ikut sih, mas? Kenapa?" Tanya Leo yang kini juga terlihat trendi.
"Lagi gak mood,"
Fajar keluar dari kamar Rian, masih memegangi pinggangnya yang sedikit nyeri.
"Itu alesan lo seminggu yang lalu," Fajar menatap Rian tajam.
"Jom, gue tau lu kecewa, gue tau lu pasti sakit hati dan gak terima, tapi kita cuma manusia jom, kita cuma bisa merencanakan, tuhan yang menentukan. Kita gak bisa memaksakan kehendak. Sekarang lu harusnya bersyukur, cidera kaki lu udah sembuh, walaupun kita gak bisa ikut Japan open, tapi seenggaknya, tournament selanjutnya kita bisa ngasih lebih baik. Dan cara lu membuktikan itu bukan dengan mengurung diri dikamar gini, latihan, refreshing, lu juga pasti butuh hiburan, mumpung hari ini libur dan ada event dideket sini, ayok ikut. Sekalian cari makan, gue tau semalem lu gak makan, kan? Dan pasti lo bosen sama menu sarapan kantin kan?" sambung Fajar.
![](https://img.wattpad.com/cover/239791449-288-k459349.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | Rian Ardianto
AcakDia, yang bahkan aku belum tahu namanya. Tapi hanya dengan senyumnya membuat dunia ku yang sedang gelap seketika terang. Seperti cahaya bulan ditengah malam. -Muhammad Rian Ardianto Cinta pandangan pertama? ah, ga mungkin. Cinta kan ada karena terbi...