23. Gregoria(n)

1.4K 121 1
                                    

"WAH GILA!"

Aku mengerjapkan mataku perlahan karena mendengar kebisingan pagi hari, duh ini kan masih pagi.

Aku membalikkan tubuhku, langsung tersentak ketika tahu dikamar ku sudah seperti ibu ibu berkumpul arisan. Bagaimana tidak, disini ada mbak Naf, Meli, Kak Gre, Apri, Ribka, Fadia, Tania, Glo, Ketut, Gischa, dan tentu saja mbak Wid. Mereka ngapain sih pagi pagi pada nimbrung disini?

Aku bangkit, mendudukkan diri sembari mengumpulkan nyawa nyawa yang belum terkumpul.

"Kalian ngapain?" Lirihku menatap segerombolan atlet yang sibuk mengobrol, tanpa tahu aku sudah terbangun.

"Eh yaampun yang digosipin bangun!" Seru mbak Naf.

Aku mengernyit, mereka menggosipkan ku dari tadi?

"Lu belum packing kan Ki? Sana!" Seloroh mbak Wid.

Aku mendengus kesal. Aku melirik jam dinding, masih pukul 8 pagi, nanti saja aku packingnya, selesai mandi.

Aku meraih ponselku yang ter-charge. Tapi ketika aku melihat notifikasi yang masuk, aku tersentak. Kok yang follow aku makin banyak? Like juga mengalir terus!

"Kenapa Ki? Kaget ya?" Tukas kek Gre yang melihat ekspresi ku.

Aku menoleh, menatapnya canggung. "Ada apasih kak? Kok handphone ku rame?" Tanyaku, habisnya aku benar benar bingung.

Gischa berdiri dari duduknya, menghampiriku, "Nih, liat aja sendiri!" Serunya.

Aku mengernyit, buat apa Gischa menyodorkan ponselnya padaku sih?

Aku meraih ponselnya, langsung mengerutkan dahi. Tunggu tunggu, ini aku salah liat gak sih? Aku? Masuk lambad? Duh, gawat nih gawat!

 Tunggu tunggu, ini aku salah liat gak sih? Aku? Masuk lambad? Duh, gawat nih gawat!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku meringis pelan, "Aduh, kok bisa?" Lirihku.

Mereka tertawa, kok cewe cewe ini menyebalkan sih?

"Baru segitu Ki, belum apa apa!" Sarkas Gischa

Aku menatapnya kesal, "Lu sama Reza pacaran, gue kan gaada apa apa!" Balasku.

"Ah masa gak ada apa apa sih, Ki?" Seloroh mbak Naf.

Aku mendengus, "Beneran! Udah ah gue mau mandi!" Sarkasku.

Aku meraih handuk yang tergantung, membawa baju baju ku ke kamar mandi dan mulai membersihkan diri. Hari ini aku harus keramas, jadwal bulananku baru selesai sekarang.

Setelah beres dengan acara mandiku, aku meraih hair dryer yang dibawa mbak Wid, entahlah dia suka sekali dengan hair dryer sepertinya, aku sih jarang pakai, habisnya setiap pakai hair dryer rambutku jadi kaku. Tapi sekarang kan waktuku singkat, jadi harus kupercepat.

*Tring!*

Aku menoleh ke mbak Wid dan yang lain, sepertinya cewe cewe sudah disini semua? Terus siapa yang pencet bel?

Moonlight | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang