39. Fakta Baru

1K 108 13
                                    

Aku menutupi wajahku untuk yang kesekian kalinya. Sekarang aku sedang berpamitan pada Al, Syifa, Heta, dan Bella.

Yup, mereka menginap di apartemenku sampai saat ini.

Dan kalian tahu apa yang mereka lakukan selama itu?

Meledekku.

Katanya saat sedang menonton drakor yang sempat tertunda, aku tertidur pulas di bahu Rian. Kata mereka juga, aku gak mau dipindahkan walau satu senti-pun. Mereka berlebihan, kan?

"Fitri bener ternyata, Ki. Kerjaan lu tidur di bahu Jombang mulu!" Sarkas Bella.

Aku mendengus untuk yang kesekian kali. Menarik koperku untuk buru buru pergi ke pelatnas.

"Teh, ayok." Seru Al yang sudah siap dengan motornya.

Syifa mendekat, tersenyum didepan Al. "A, a Al gak liat bawaan teh Nita segini banyaknya? Mana muat sih di motor?"

Al diam, menatap barang bawaan ku. Ya memang banyak sih, karena aku disana dua minggu lebih.

"Mending bawa mobil Syifa aja, yuk. Kita anterin bareng bareng."

"Ngapain Syif? Kan teteh mau ke pelatnas?"

"Nggak usah. Bilang aja langsung ke bandara."

"Terus kalian ngapain nganterin teteh barengan gitu?"

"Sekalian anterin kak Bella pulang."

Aku menghela nafas, susah deh.

🌙🌙🌙

Aku turun dari mobil, menyeret koperku dan masuk ke bandara terlebih dahulu. Mencari keberadaan kontingen Indonesia yang katanya ada di terminal 2.

"Ki!"

Aku menoleh mendengar panggilan itu, suara Meli.

"Tumben lu gak naik bus bareng?" Tanyanya setelah memelukku.

"Tuh." Balasku singkat, mengalihkan pandangan pada Syifa, Heta, Bella, dan Al.

Eh tunggu, tadi katanya Bella gak mau turun dari mobil? Kenapa tiba tiba dia ada?

"Bella!" Seru Meli, berlarian menghampiri Bella.

Heh, sejak kapan mereka sedekat ini? Curang!

"Yaallah badan lu lumayan lebar ya, La!" Sarkas Meli.

Aku tertawa, yang dibilang Meli benar kok. Bella memang terlihat lebih 'lebar'.

"Teh."

Aku menoleh, menatap Heta.

"Heta bingung mau ngapain, yang lain udah pada sibuk." Lirihnya.

Aku melihat sekeliling, langsung tersentak. Heh, yang Heta bilang benar!

Syifa yang sudah sibuk mengobrol dengan Kevin, Al dengan Rian, dan tentu saja Bella dengan Meli.

Aku tertawa pelan, menepuk puncak kepala Heta. "Kamu mau foto sama siapa? Mumpung disini."

Heta langsung berbinar, "Sama the daddies boleh gak, Teh?" Tanyanya antusias.

Aku mengangguk semangat, langsung menarik lengannya ke tempat Babah dan koh Hen.

"Misi bah, koh." Sapaku.

Mereka tersenyum lembut. Aduh, jiwa kebapakan emang susah dikalahin.

"Kia punya temen ngefans sama Babah sama koh Hen. Boleh minta foto gak?" Tanyaku.

Mereka mengangguk serempak, lantas berdiri. "Ayok." Seru Babah.

Heta langsung tersenyum lebar, buru buru meraih ponselnya dan memberikannya padaku.

Moonlight | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang