46(Ketika agama dan cinta di pertaruhkan)

114 18 4
                                    

"Kenapa lo harus dateng sekarang ka? Disaat gue belum siap buat ketemu lo? Gue juga masih cinta sama lo, gue juga masih sayang sama lo. Tapi saingan gue Tuhan ka, bagaimana bisa kita bersatu jika keyakinan saja berbeda?" gumam Ara saat ia sampai di kamarnya, rumahnya saat ini sepi.

Dia mengambil foto berbingkai yang ia simpan di dalam sebuah box kardus, foto dirinya dan Aska.

"Aska? Gue salah apa sama lo? Kenapa lo sejahat ini sama gue?" ucapnya sambil mengelus foto itu, Ara menangis. Hatinya hancur berkeping-keping.

Ting!

Sebuah sms masuk ke ponsel Ara.

'Hai, saya Heejin. Bisa kita ketemu? Ada hal yang harus saya bicarakan sama kamu. Besok ya di cafe Anggala jam 9 pagi.'

"Siapa ini?" gumam Ara dalam hati.

Ia tidak membalasnya. Dan memilih tidur.

***

Malam ini, Aska mengajak kakaknya ke rumah oma Melinda dan eyang.

"Oma..." panggil Aska dari luar.

"Iya sebentar." ucapnya dari dalam rumah.

Pintu terbuka. "Aska, cucu oma." ucap oma lalu memeluk Aska.

Setelah melepaskan pelukannya, oma menatap Heejin lalu berpindah menatap Aska. Seolah-olah oma nya sedang bertanya 'siapa dia'.

"Ah, dia kembaranku nek. Heejin." ujar Aska memperkenalkan Heejin di hadapan oma nya.

"Hallo oma." ucap Heejin sopan seraya menunduk.

"Ah sopannya." puji oma lalu memeluk Heejin.

Heejin tersenyum.

Dari dalam Gracia berlari ke arah luar dan langsung memeluk Aska.

Aska tersenyum tatkala melihat Gracia yang memeluk erat kakinya, ia menggendong Gracia.

"Kakak! Gracia kangen sama kakak!" ucap bocah kecil itu sambil membawa boneka kesayangannya.

"Kak Aska juga kangen sama kamu!" jawab Aska gemas sambil mencolek hidung Gracia.

Gracia menatap Heejin.

"Kak Ara?" gumam Gracia.

"Bukan sayang, ini kak Heejin." ucap Aska.

"Kak Heejin?" guamam Gracia.

Aska mengangguk.

"Kak Ara mana?" tanya Gracia dengan polosnya.

Oma yang tahu perasaan Aska pun langsung mengajak mereka masuk agar Aska tak perlu menjawab pertanyaan Gracia.

Mereka duduk di sofa ruang tamu dengan Gracia yang dipangku di paha Aska.

"Aska, mamahmu belum pulang mungkin sebentar lagi. Kalian makan malam disini ya? Kalian belum makan kan?" ucap oma.

"Udah kok oma." jawab Heejin yang berusaha beradaptasi dengan keluarga Aska.

"Ish, ngga papa makan disini. Sedikit aja, biar kamu ngrasain masakan oma. Kan kamu kakak kandungnya Aska otomatis kamu juga cucu oma."

"Makasih oma."

"Eyang mana oma?" tanya Aska.

"Eyang lagi ke rumah temennya, udah oma sms suruh pulang kok."

Derungan suara mobil terdengar.

"Tuh suara mobilnya eyang." ucap oma.

Dan benar, eyang masuk ke dalam rumah.

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang