47(Meninggalnya Heejin)

117 14 0
                                    

Lelaki berjas itu berbalik badan, ia memegang rokok yang menyala.

"Hai Aska, ape kabar? Baik ke?" ujar lelaki muda itu.

"Gabriel?" gumam Aska.

*Gabriel adik kandung Gibran yang diusir keluarga besar Gibran karna membunuh temannya dan karna itu ibunya harus dipenjara karna menebus kesalahan Gabriel hingga meninggal didalam jeruji besi.

Aska menengok ke arah Gibran yang saat ini tengah kesakitan. Mukanya penuh dengan luka lebam dan darah.

"Apa tujuan mu menyulik mereka brengsek!" tegas Aska!

"Tempatmu di Malaysia bukan disini! Lepaskan mereka!" lanjutnya.

Gabriel membuang rokoknya seraya tersenyum devil.

"Saya tau, saya kesini hanya ingin berbalas dendam pada keluarga awak je. Andai keluarga awak masih menerima saya, saya tak akan lakukan hal macam ni lah."

"Apakah kamu masih belum sadar juga? Andai kamu tidak membunuh temanmu, kami juga tidak akan mengusirmu!"

Gabriel menyeringai.

"Lantas kenapa kamu mengurung mereka? Urusanmu itu sama saya bukan sama mereka."

"Karna diaorang penting buat awak."

Gabriel mendekat.

"Awak tau ke? Saya yang bunuh orang tua awak bukan Jang han-seok." ucap Gabriel.

"Jadi selama ini..."

"Yes, awak betul. Saya sembunyi disebalik nama Jang han-seok, saya tak peduli dengan Jang han-seok atauke patner nya. Mau mati sekalipun saya tak peduli." ucapnya.

"Dasar psikopat!"

"Terserah awak nak cakap ape, saya tak peduli pun."

"Apa yang kamu mau?"

"Saya nak ingin awak menukarkan nyawa awak dengan diaorang bertiga ni, camana setuju?"

"Jangan Sam! Jangan! Keluar dari sini." ujar Heejin.

"Ya ka lo harus keluar dari sini!" ucap Lily menambahkan.

"Diam!" teriak salah satu anak buah Gabriel.

"Eh mulut lo dijaga ya!" ucap Aska tak trima karna membentak kakaknya dan Lily.

Gabriel menghentikan anak buahnya ketika ia akan menghampiri Aska.

"Camana setuju tak? Saya tak punya banyak waktu untuk meladeni awak yang tak penting ni." ujar Gabriel.

"Oke, oke! Saya bakal gantiin mereka. Tapi kamu harus janji, kamu dan anak buahmu jangan pernah ganggu mereka lagi!"

"Baiklah, saya akan menuruti permintaan terkahir awak." ujar Gabriel tersenyum senang karna Aska menurutinya.

Gabriel menyuruh anak buahnya melepaskan mereka.

"Ngga! Lepasin Aska!" ucap Heejin yang tak mau dibebaskan.

"Udah kak percaya sama aku. Semua bakal baik-baik aja oke?" ujar Aska.

"Lily lo bawa kakak gue dan bang Gibran ke rumah sakit. Gue yakin lo bisa ngatasin ini semua."

Lily mengangguk. "Good luck!"

"Samm..." gumam Heejin.

"Percaya sama aku kak." jawab Aska untuk menenangkan Heejin.

Akhirnya Lily dan Heejin terpaksa keluar dengan menuntun Gibran yang lemas.

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang