37(Takdir yang menyakitkan)

102 14 1
                                    

Pagi hari, 07.00 pagi

Semua teman-teman Adit dan keluarga datang berlayat ke rumah Adit, kecuali Sarah yang masih di rumah sakit karna pengaruh obat tidur.

Jenazah Adit sudah selesai di mandikan dan di pakaikan kain kafan, tante Melan masih syok dengan kepergian Adit ia terus menangis di samping jenazah Adit lalu pingsan.

"Dit? Kenapa kamu pergi secepat ini? Kenapa kamu ninggalin mamah sendirian di sini sayang?" gumam tante Melan seraya menangis.

Ara pun sama ikut menangis.

"Oh iya gue belum ngabarin Aska tentang meninggalnya Adit." gumam Denis membatin.

Denis pamit ke depan untuk menelpon seseorang pada Ara yang berada di sampingnya.

Denis berhasil menghubungi Aska melalui nomor baru nya yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali Denis.

"Hallo ka?"

[Iya ada apa nis?]

"Gue mau nyampein kabar duka ke lo."

[Kabar duka? Maksud lo?]

"Adit meninggal."

[Hah? Lo serius?]

"Iya gue serius, ngapain gue boong? Adit dikuburkan hari ini."

[Astaga, gue ngga nyangka dia meninggal secepat ini. Oprasinya gagal?]

"Dia kecelakaan pas malam promnight dan oprasi nya gagal juga, semuanya terlambat."

[Gue turut berduka cita ya, maaf gue ngga bisa kesana.]

"Iya ngga papa kok, gue cuma mau ngasih tau ke lo. Kami juga ngerti kalo lo sibuk, lo juga baru ke sana beberapa hari lalu masa mau balik ke sini lagi."

[Salamin bela sungkawa gue ke tante Melan ya.]

"Em iya."

[Oh ya gue mau nanya.]

"Nanya apa?"

[Gimana kabarnya Ara? Dia masih sedih?]

"Sedih sih masih, gue bakal berusaha supaya Ara kembali ke Ara yang dulu lagi."

Aska terdengar menghela nafas.

[Gue harap lo bisa jagain Ara ya.]

"Pasti, gue pasti bakal jagain Ara buat lo."

[Makasih.]

"Iya."

"Udah dulu ya."

[Oke.]

Denis mematikan sambungan telfonnya.

Ara memanggil Denis untuk masuk karna sebentar lagi jenazah Adit akan disolatkan.

***

"Begini pak, kasus 18 tahun yang lalu ini bisa di buka kembali. Asal orang yang terdakwa dulu masih hidup." ucap pengacara bernama Chae.

"Iya mereka masih hidup." ucap Gibran.

"Sebentar saya akan mencari data pribadi pelakunya."

Pengacara Chae membaca sebuah lembaran kertas.

"Korban bernama Hwang soo-bin dan Jang na-ra, serta terdakwa pelaku adalah Jang han-seok? Apakah benar?"

"Ya benar. Tapi pelakunya bertambah satu."

"Siapa? Biar saya catat."

"Alexander Leonard, Ceo perusahaan Leo Groups di pulau Jeju."

"Baiklah saya akan segera mengurus ini, besok akan kami selidiki lagi tentang peledakan bom di gedung YH entertainment."

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang