Diary ASKARA

7.Wanita yang malang

Adit mendobrak pintu ruang BK dan langsung menghampiri Denis yang sedang duduk didepan guru bk dan wali kelas.

"Denis!!!" ucap Adit sambil mencengkram kerah baju Denis.

"Adit! Lepasin Denis." ujar bu Susan dengan wajah panik.

"Lepasin gue!"

"Dasar cowo brengsek! Sarah itu suka sama lo! Tapi kenapa lo jahatin dia anjing!"

"Kalo lo gak suka sama Sarah! Kenapa lo ajak dia jalan hah!"

Denis menepis tangan Adit dari kerah bajunya dengan kasar.

"Seharusnya lo tanya sendiri sama tuh cewe!"

"Lo tau? Dia udah bikin keluarga gue hancur! Dia penyebab hidup gue berantakan!"

Suasana di antara mereka sangat kacau, Adit berkali-kali hampir menonjok Denis.

"Dia, ayahnya. Mereka berdua orang-orang bangsat!"

Adit tidak mengerti apa yang Denis bicarakan padanya.

"Jaga ucapan lo ya!"

Denis menyeringai.

"Muak gue sama semua orang!" ucapnya seraya memelototi guru maupun Adit disana.

Ara melihatnya dari luar ruang BK.

Denis mengambil tas nya dan segera pergi dari sana tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

"Denis!" panggil bu Susan, guru BK.

Denis berhenti sejenak di depan Ara lalu melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti.

"Nis." panggil Ara, namun Denis tidak meresponnya. Dia berjalan tanpa menghiraukan panggilan Ara.

Ara menatapnya dengan penuh ketakutan.

***

Adit dan Ara sedang berada di ruang leb komputer, mereka sedang membicarakan tentang masalah Sarah.

"Dit, udah masalah ini biar guru yang nanganin. Lo jangan main hakim sendiri."

"Gue emosi banget ra, dia udah bikin Sarah sedih."

"Iya gue tau dit, gue juga sedih. Hati gue sakit liat Sarah diperlakukan gak adil kaya gitu."

"Terus gimana keadaan Sarah? Dia masih di rumah lo kan?"

Ara menggeleng.

"Dia...dia dibawa ke psikolog dit." ucap Ara pelan.

"Psikolog? Separah itu?" tanya Adit.

"Kayaknya dia depresi deh, entah masalah apa yang sedang di hadapi Sarah saat ini. Gue udah maksa dia buat cerita tapi dia selalu bilang gak papa."

"Gue mau ke rumah orang tuanya Sarah sama Aska."

Adit menyela.