38(Garis takdir)

87 11 0
                                    

Aska dan Lily sedang berada di depan laptop untuk mendengarkan percakapan Kim sang-hyun, jaksa terlicik yang pernah Aska tau.

Disana juga ada kamera tersembunyi yang sudah Lily siapkan saat sebelum Kim sang-hyun tiba di Korea.

"Silahkan kamu boleh pergi, terimakasih atas layanannya." suara Kim sang-hyun di dalam kamar.

"Gomawo ahjussi."

Terdengar wanita itu menjawab perkataan Kim sang-hyun.

Suara knop pintu terbuka.

"Michael, berarti wanita yang ada di dalem bukan pacarnya Kim sang-hyun dong?" ucap Lily.

"Panggil aja Aska." tegas Aska dingin.

"Lu bener, terus siapa ya wanita itu?" lanjutnya.

"Mungkin pelacur?"

Aska mengangguk. "Bisa jadi."

Lily memasukkan kode untuk mengaktifkan kamera tersembunyi itu, tak lama kemudian kamera tersambung ke laptop.

"Anjeng, kenapa ngga bilang dari tadi bangke?" gerutu kesal Aska.

Lily hanya diam cuek.

Suara knop pintu terdengar lagi.

Seorang lelaki berjas dan berambut klimis memasuki kamar Kim sang-hyun.

"Siapa lagi yang masuk?" gumam Lily, seraya meng zoom wajah lelaki yang baru masuk itu.

"Chagiya..." suara lelaki itu terdengar.

"Hai sayang." ucap Kim sang-hyun.

Mereka berpelukan.

Aska dan Lily seketika syok.

"Gay?" ucap mereka secara bersamaan.

Mata mereka saling menatap.

"What? Gay? Mereka gay?" ujar Aska syok.

"Udah lama nungguin nya? Maaf ya." ucap lelaki itu.

"Iya sayang."

Mereka melakukan kiss, tak lama kemudian mereka duduk di atas kursi panjang.

"Ah iya, tadi pagi kantor firma hukum Gyopeung nelfon." ujar pacar Kim sang-hyun itu seraya bersender di pundak Kim sang-hyun.

"Nelfon?" tanya Kim sang-hyun.

Lelaki itu mengangguk.

"Katanya kasus peledakan bom di YH entertainment akan dibuka kembali."

Seketika Kim sang-hyun syok dan refleks langsung melepaskan pelukannya.

"Jang Hyun sii." gumam Kim sang-hyun.

"Kenapa?" tanya lelaki yang ternyata bernama Jang Hyun itu.

"Jangan-jangan, mereka mau penyelidikan ulang karna ada yang janggal? Aishh! Gimana ini?" ujar Kim sang-hyun resah.

"Gimana apanya? Bukannya kamu jaksa yang paling pintar memanipulasi bukti-bukti kebenaran?"

"Hey, kamu sudah bertahun-tahun melakukan itu." lanjutnya.

Muka Kim sang-hyun berubah drastis, ia sangat ketakutan. Berkali-kali ia menelan ludah.

"Aku sudah melupakan kasus itu, aku melakukannya juga demi kakak mu sayang." ucap Kim sang-hyun.

Lagi-lagi Aska dan Lily dibuat syok oleh percakapan menjijikan yang mereka lakoni.

Lily sampai menutup mulutnya dengan tangan.

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang