27.Kantor Polisi

98 12 1
                                    

~Jangan lupa vote ya, karna vote dari kalian itu sangat berhagara buat aku:)
Aku jadi semangat deh nulis nya~❤

Yang belum vote dari prolog, vote sekarang ya!

Aska datang ke rumah Ara dengan mobil berwarna biru navy, mobil mahal tentunya.

"Ara..." panggil Aska.

"Iya bentar!" jawab Ara dari dalam.

Ara membukakan pintu untuk Aska.

"Udah siap?" tanya Aska.

Ara mengangguk, lalu bunda dan kak Rara datang menghampiri mereka berdua.

"Tumben ngajak gue sama bunda jalan, biasanya berdua doang." ujar kak Rara.

"Hehehe, ngga papa lah kak sekali-kali." ujar Aska.

"Yaudah berangkat sekarang yuk." lanjutnya.

Aska membukakan pintu untuk bunda Renata. Aska sangat menghormati orang tua dibanding pacarnya sendiri.

***

Setelah menempuh beberapa menit, akhirnya mereka sampai di depan kantor polisi membuat mereka bingung.

"Loh kok kantor polisi? Mau apa kesini ka?" tanya bunda.

Seorang lelaki paruh baya datang menghampiri mereka dengan membawa tas besar yang di pegangnya.

"Loh ayah? K-kok ayah disini?" tanya bunda kebingungan.

"Ini ada apa sih ka?" tanya Ara.

Ayah menangis lalu memeluk bunda dan kedua anaknya.

"Maafin ayah bun. Maafin ayah ya." ujar ayah sambil menangis dipelukan istri dan kedua anaknya.

"Kok ayah ada disini? Ada apa yah?" tanya Ara.

"Biar Aska aja om yang jelasin ke mereka." ucap Aska.

"Lo tau Audy kan ra?" tanya Aska.

Ara mengangguk.

"Perusahaan ayahnya Audy nuduh ayah lo korupsi, padahal yang korupsi dirinya sendiri."

"Hah? Audy?" pekik Ara syok.

"Iya, gue udah slidikin tuntas semuanya. Waktu Audy ngancam lo, gue ada disana dan gue denger semuanya."

"Waktu lo cerita kalo bokap sama nyokap lo mau cerai, gue ketemu sama om Danu. Ayah cerita lo cerita semuanya, gue sama Denis cuma bisa bantu gini doang."

"Makasih ka, udah nge bebasin saya dari penjara. Dan sampaikan ucapan trimakasih saya ke Denis." ujar Danu terharu.

"Oke om, nanti Aska sampaikan."

"Bun, ayah ngga mau cerai sama bunda. Ayah masih sayang sama bunda. Ayah nglakuin itu supaya bunda ngga khawatir sama ayah."

"Seharus nya ayah cerita sama kita yah supaya kita bisa bantu." ucap Rara.

"Keadaannya waktu itu mendesak ra, semua anggota perusahaan nuduh ayah." jawab Danu.

"Aishhh dasar cewe itu!" gerutu kesal Ara.

"Om nanti biar Aska yang cari kerjaan buat om, kebetulan kantor eyang saya lagi butuh menejer. Om bisa lamar pekerjaan disana, nanti alamatnya Aska kirim ke hpnya Ara."

"Ah ngga usah repot-repot ka, biar nanti om cari kerjaan sendiri."

"Ngga papa om, itung-itung ini bantuan dari calon menantu nya om." ujar Aska dengan pede nya.

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang