"Lo mau nginep dulu di rumah gue?" tanya Ara pada Sarah.
Sarah hanya mengangguk, namun tatapannya kosong.
"Gue anter ke rumah ya?" ucap Aska.
"Tapi kan lo pake motor ka, mana bisa motor lo bisa nampung 3 orang." kata Ara.
"Gue udah nyuruh Putra ke sini, kita bisa make mobil dia." ucap Aska menenangkan mereka.
Beberapa menit kemudian, polisi dan Putra datang bersamaan.
"Mas baik-baik aja?" tanya Putra khawatir.
"Lah mas? Apa dia sama Aska kakak adik?" gumam Ara dalam hati.
"Gue baik-baik aja, suruh pengacara Deni buat ngurus semua masalah ini. Gue pinjem mobil buat nganter mereka dan lo pulang pake motor gue." ujar Aska dengan cepat.
Dia melemparkan kunci motor ke arah Putra, dan Putra menyerahkan kunci mobilnya.
"Gue cabut dulu!" ucap Aska pada Putra.
"Iya hati-hati mas." jawab Putra.
"Ayo ra."
Disepanjang jalan, Ara terus menggenggam tangan Sarah dan merangkul bahunya.
Di dalam mobil
"Sar? Are you okey? Lo udah makan?" tanya Ara.
Sarah menggeleng.
"Sar, lupain semua masalah ini. Anggep aja lo gak pernah ketemu Denis malam ini. Oke?"
Ara berusaha menenangkan Sarah, namun hasilnya nihil.
Sarah kembali menangis.
Ara tidak menyangka, murid pintar dan teladan seperti Denis melakukan tindakan keji seperti itu. Bahkan Ara tidak memikirkan nya sampai sejauh ini.
Selama ini Denis memiliki sifat yang baik, tapi dugaan Ara salah. Denis bukanlah orang yang baik.
***
Tok tok tok
"Kak Rara!"
"Ayah!"
"Bunda!"
Ara memanggil nama orang-orang yang berada di dalam rumah untuk membukakan pintu.
"Iya.." ujar Rara dari dalam rumah.
"Loh Sarah? Dia kenapa ra?" tanya Rara khawatir, lalu ikut menuntun Sarah untuk masuk ke dalam.
Aska terlihat kagok, dia tidak tau harus berbuat apa.
"Hei, kamu mau kemana? Duduk dulu." ujar kak Rara saat Aska hendak pergi.
Aska pun terdiam dan akhirnya duduk kursi di teras.
"Duduk dulu ka, gue mau nganter Sarah ke kamar." ucap Ara pada Aska, seperti biasa ia hanya mengangguk.
Setelah sampai di kamar Ara, Sarah di baringkan ke atas kasur.
"Ra, ambilin air putih sana." perintah Rara.
"Oke kak."
Ara berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air putih.
"Ini kak."
Rara menyerahkannya pada Sarah.
"Sar? Ayo bangun ini minum dulu."
Sarah membuka matanya dan meminum air putih yang diberikan Rara kepadanya.
"Tidur ya. Nanti biar kakak yang ngomong ke orang tua kamu." ucap Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary ASKARA
Любовные романы"Gue akui. Beda iman itu berat, berat banget." -Askana Girgantara. "Kita punya cinta, tapi Tuhan punya aturan." -Kinara Salsabila. Mau cari story yang bertema action tapi ada romance nya? Baca cerita ini sampai end ya!! Karna ada banyak kejutan d...