11.Si batu es mencair

211 30 0
                                    

Ara sudah berada di sekolahan, dia memakai hoodie berwarna coklat.

"Ara..." panggil Aska dari belakang. Kini mereka sedang berada di lorong sekolahan lantai 2.

"Ra."

"Ara..."

Langkah kaki Ara terhenti. Dia menoleh ke arah Aska.

"Apa?" jawabnya ketus.

"Lo kenapa sih? Jangan ngehindar mulu dari gue. Gue salah apa sama lo?"

Ara memalingkan wajah nya dengan malas.

"Gak usah nanya-nanya, gue lagi bete."

"Bete kenapa?"

"Kepo lo."

Ara kembali berjalan menuju kelas nya.

"Ara kenapa sih ya." tanya Aska pada dirinya sendiri.

***

2 bulan kemudian.

2 bulan sudah Ara lalui, selama 2 bulan. Ara sama sekali tidak perduli dengan kehadiran Aska.

Dan kabar baiknya, Sarah sudah sembuh. Rencananya hari ini, Sarah akan kembali ke sekolah.

"Hai Ara!!!" panggil Sarah, dia datang bersama Denis. Kakaknya.

Ara menoleh ke sumber suara.

"Hai sar!!" ucap Ara lalu memeluk Sarah.

"Gimana kondisi lo? Udah baikan?" tanya Ara.

Sarah mengangguk. "Gue udah baikan kok."

"Denis gak gangguin lo lagi kan?" ucap Ara sambil berbisik.

"Engga kok, dia baik." jawab Sarah sambil tersenyum ke arah Denis.

Beberapa menit kemudian, Adit datang.

"Sar? Kok lo berangkat duluan sih. Kan gue mau berangkat berdua aja sama lo." ucap Adit.

"Eitsss...ngomong apa tadi barusan?" tanya Denis.

"E-engga kok bang, maapin." ucap Adit takut dengan Denis.

Ara dan Sarah hanya tertawa.

"Yuk ke kelas." ujar Ara.

"Hati-hati ya sar, kakak mau ke kelas dulu. Kalo ada yang gangguin kamu. Bilang sama kakak." ucap Denis lalu mengacak rambut Sarah.

"Iya kak! Fighting." jawab Sarah.

Mereka pun berjalan ke kelas masing-masing. Denis berjalan ke arah kelas yang letaknya tidak terlalu jauh dari kelas Sarah, hanya terpaut 4 kelas.

"Eh sar, gimana rasanya satu rumah sama Denis?" tanya Ara.

"Gimana apanya? Ya...tentu gue bahagia. Sebelumnya gue gak pernah dapet kasih sayang dari keluarga kandung gue."

"Ya walaupun dia bukan kakak kandung gue, tapi gue bahagia banget bisa punya kakak tiri sebaik Denis."

"Lo tau gak?!" cicit Sarah.

"Tau apa?" tanya Ara.

"Dia lagi suka sama cewe loh!" ujar Sarah.

"Serius?" tanya Adit.

"Cowo kaya Denis suka sama cewe?" ucap Ara kaget.

Sarah mengangguk. "Kakak gue juga manusia kali." ucap Sarah sambil tertawa.

Ara dan Adit pun ikut tertawa.

"Tapi..."

"Tapi? Tapi apa sar?" tanya Ara.

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang