35.Adit...kamu...dimana??

87 11 0
                                        

"Mba ice coffe late 2." ucap Adit pada salah satu karyawan yang siap melayani pesanan.

"Tunggu sebentar ya mas." jawab mba itu.

"Iya mba."

Adit merasakan nyeri di kakinya lagi.

"Ahh sakit banget." batinnya sambil memegangi kakinya. Adit pun memutuskan untuk duduk sambil menunggu coffe nya jadi.

Beberapa menit kemudian coffe yang sudah ia pesan sudah jadi, Adit kembali dari cafe.

Adit berjalan sambil tersenyum menatap kendaraan yang berlalu lintas malam itu.

"Emmm besok gue mau ngajak Sarah ke rumah ah, besok kan mamah libur." batin Adit seraya menatap dua cup coffe yang ada didalam kantong plastik.

Setelah sampai di tepi jalan, dia memandang Sarah yang tengah duduk menatap Adit di sebrang.

"Dear semesta, di sebrang sana ada seorang wanita yang aku cintai. Wanita terbaik, wanita terhebat dan wanita tercantik yang aku miliki di dunia ini selain ibu. Dia sudah berhasil membuat hariku menyenangkan ketika sakit dan lara datang secara bersamaan. Tak kuat rasanya jika oprasi ku nanti tidak berjalan dengan lancar dan aku harus meninggalkan Sarah dan juga mamah, hanya merekalah yang aku punya didunia ini. Dan aku berharap jika aku diberikan kesempatan untuk mengukir cerita hidup yang lebih panjang dengan Sarah, 2 hari lagi aku melakukan oprasi lancarkanlah ya Allah. Aku ingin hidup selamanya dengan Sarah dan ibu."

"Dan jika aku tidak diizinkan untuk hidup bersama dengan Sarah, pertemukan kami di surga mu nanti. Aku akan selalu menjaga perasaan cintaku ke Sarah dengan baik dan setelah aku pergi, kirimkanlah lelaki yang bisa membahagiakan dia, lelaki yang lebih baik dariku, lelaki yang akan menjadi imamnya kelak. Karna sungguh, aku tidak sanggup melihatnya terluka atau menangis."

Sarah melambaikan tangan ke Adit, dibalas dengan lambaian tangan juga.

Adit melangkahkan kakinya ke arah zebra cross dari barat ke timur ketika lampu rambu lalu lintas pejalan kaki menyala, banyak yang menyebrang jalan malam itu.

Ramai sekali, sampai...kaki kanannya nyeri akibat terlalu banyak berjalan. Padahal dokter sudah memperingati Adit agar istirahat, namun Adit tidak mendengarkan omongan dokter yang menanganinya.

"Ahhhh, sakit banget. Gue harus kuat! Sarah pasti nungguin gue." gumam Adit dalam hati, tapi sayang. Kakinya sudah lemas, dia terjatuh di tengah-tengah keramaian jalan zebra cross.

Dengan sekuat tenaga, dia bangun. Dia kembali menatap Sarah yang tengah khawatir.

Adit merintih kesakitan sambil berjalan, tinggal dirinya yang berjalan.

Pada saat bersamaan sebuah mobil berwarna hitam yang melaju dari arah selatan.

Lampu mobil yang terpancar menyinari Adit, sampai akhirnya mobil itu menabrak Adit sampai terpental jauh.

Orang-orang disana ber triak karna syok melihat Adit yang terpental ke atas.

Kendaraan yang melaju malam itu terhenti ketika melihat orang yang tertabrak mobil.

"A-adit?" gumam Sarah dengan raut wajah panik dan gelisah.

"Adit?" gumam Sarah lagi.

Nafas Sarah terengah, dada nya sesak. Serangan panik yang dialami oleh Sarah beberapa bulan lalu kembali terjadi, memori-memori menyedihkan yang di alami Sarah beberapa bulan yang lalu terulang kembali.

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang