Pelan-pelan, Ara membuka kedua matanya.
"Eughhh...kenapa sakit banget kepala gue." gumam Ara sambil memegang kepalanya.
Dia bangun dari tidurnya dan menatap sekeliling kamar.
"Kok bukan kamar gue?" gumam Ara.
Dia menoleh ke bawah.
"Sarah?"
Ara mengingat kembali kejadian semalam.
"Ah iya semalam kan gue pergi sama Denis."
Kringg! Kringg! Kringg!
Alarm milik Sarah berbunyi, Sarah pun ikut terbangun karna bunyi suara alarm yang lumayan keras.
Sarah mematikan alarm nya.
"Ara? Lo udah bangun?"
Ara mengangguk sambil tersenyum.
Sarah menghampiri Ara dan memeluknya.
"Pundaknya dikuatin lagi ya. Gue, Kak Denis, Aska, Adit bakal disini nemenin lo."
"Gue ngga mau lo kaya gini ra, lo harus kuat."
Perlahan Ara teringat kejadian yang menyakitkan itu.
"Gue ngga bisa sar, rasanya sakit banget." celetuk Ara.
"Sesakit apapun itu ini takdir ra, lo ngga bisa ngerubah takdir. Mungkin mereka jodohnya sampe sini."
"Udah jangan nangis lagi."
Ara melepaskan pelukannya dan Sarah mengusap air mata Ara.
"Lo mandi ya, pake baju gue dulu. Dari semalem lo belum mandi kan?" tanya Sarah.
Ara mengangguk.
Sarah berjalan ke arah lemari lalu memberikan baju dan clana untuk dipakai Ara.
"Nih mandi, gue tungguin disini."
***
"Loh kak?" gumam Sarah saat ia melihat kakaknya sedang memasak di dapur.
"Kak Denis bisa masak ternyata?" tanya Sarah sambil menghampiri kakaknya.
"Bisa dong, nasi goreng doang mah gampang."
"Ayo makan."
Denis menoleh ke arah Ara.
"Ayo ra makan." ucap Denis ke Ara.
Ara pun hanya mengangguk.
"Sar, ini kan hari minggu. Kakak mau ke Gereja, kamu mau nemenin kakak? Nanti pulangnya kita ke mall gimana?" ujar Denis.
"Boleh juga tuh sekalian kita ajak Ara."
"Iya kan ra?" ucap Sarah mengarah pada Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary ASKARA
Romance"Gue akui. Beda iman itu berat, berat banget." -Askana Girgantara. "Kita punya cinta, tapi Tuhan punya aturan." -Kinara Salsabila. Mau cari story yang bertema action tapi ada romance nya? Baca cerita ini sampai end ya!! Karna ada banyak kejutan d...
