42.Semuanya masih sama

81 13 4
                                    

6 bulan kemudian...

6 bulan sudah berlalu, akan tetapi keadaan masih seperti semula. Ara yang tidak mendapat kabar apapun dari Aska, kekasihnya. Dan ada banyak kabar baik.

3 hari lagi, kak Rara akan menikah. Sarah sudah benar-benar sembuh dan tante Melan sedang menenangkan diri pulang ke kampung halamannya di Tegal, Jawa Tengah.

Walaupun masih tidak ada tanda-tanda Aska akan pulang, akan tetapi Ara akan selalu menunggunya. Selama apapun itu. Terkadang cinta butuh pengorbanan bukan? Toh, Aska pergi juga karna kebaikan bukan selingkuh atau apapun itu.

Ara memaklumi nya, bahkan ia semakin mencintai Aska dan tidak ada niatan untuk mencari pengganti sosok Aska di hatinya. Bagi Ara, Aska hanyalah satu.

***

Kak Rara menikah dengan seorang dokter, ia merupakan senior sekaligus dosen di kampus kak Rara. Namanya Rey, Reynand Alfahri.

Saat ini. Rara, Sarah, bunda dan Ara sedang berada di sebuah butik milik sahabat bunda. Dia sudah membuat sebuah gaun untuk pernikahan kak Rara nanti. Ada dua gaun yang akan dipakai kak Rara, satu gaun untuk akad dan satu gaun lagi untuk resepsi nanti. Semuanya ber dominan warna putih dan gold.

Pernikahan kak Rara akan diadakan didalam gedung, mereka sudah menyebar undangan seminggu yang lalu. Pernikahan ini sangat mengejutkan pihak keluarga jauh dan sahabat-sahabat kak Rara karna sangat mendadak.

Kak Rara juga tidak pernah membawa calon suaminya ini ke rumah atau memperkenalkan kak Rey pada ayah maupun bunda.

"Gimana bagus ngga?" tanya kak Rara, dia mencoba gaun pertama yang akan ia pakai saat akad nanti.

Ara mengacungkan jempolnya tanda setuju dengan penampilan kak Rara saat itu. Begitupun bunda dan Sarah.

"Bagus kak!" seru Sarah.

"Cantik sekali anak bunda." puji bunda Renata.

"Anak kamu memang cantik semua ren." ujar sang designer bernama Mita.

Bunda tertawa. "Bisa aja kamu nih mit."

"Ini Ara kapan nikahnya?" tanya tante Mita.

Ara tersenyum canggung. "Boro-boro nikah tan, pacar aja ngga punya."

Bunda, Sarah, Rara dan tante Mita tertawa.

"Masa sih ra? Cantik-cantik gini jomblo hahaha." ucap tante Mita bercanda.

Ara hanya meringis.

Selesai mencoba gaun, mereka mampir makan siang terlebih dahulu di restoran favorit kak Rara.

"Nah kan aku yang mau nikah, gimana kalo makan siang kali ini. Aku yang traktir?" ujar Rara. Tentu semua menyetujuinya.

Mereka memesan sebuah makanan seafood dan minuman bertema buah.

"Rara, makanannya jaga. Jangan makan udang, nanti alergi kamu kambuh lagi." ucap bunda memperingatkan, karna kak Rara memang alergi terhadap udang. Jika Ara, dia alergi dengan daging sapi.

"Kak Rara alergi udang bun?" tanya Sarah.

"Iya, dia dulu makan udang banyak banget sampe sakit demam 3 hari ngga turun-turun. Tapi Rara itu bandel, walaupun alergi masih aja dimakan. Nah kalo Ara, dia alergi sama daging sapi atau apapun yang berhubungan sama sapi." jelas bunda, mereka meng oh kan penjelasan bunda.

"Emang aku dulu bandel bun?" tanya kak Rara.

"Uhh, jangan tanya lagi. Kamu dulu kak tukang jailin Ara waktu bayi, apalagi dulu waktu Ara masih bayi terus dibedong. Kamu selalu ngelepas kain bedongnya. Nanti ayah yang marahin kamu, kalian kejar-kejaran sampe ke gerbang komplek."

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang