40.Harus kuat!~

59 11 2
                                    

"Dan kamu adalah sepotong senja yang aku cintai secara sengaja. Walau sesungguhnya aku tau, kamu hadir hanya untuk tenggelam."

Denis frustasi, dia menendang meja beberapa kali.

Tak lama kemudian, Denis mengambil sebotol soju didalam kulkas dan menuangkannya ke gelas bir.

Soju yang dikirim oleh pamannya seminggu yang lalu. Saat dia sedang marah atau kesal, Denis selalu meminum alkohol. Entah itu wine atau soju.

"Gue bego banget sih!" Denis menggerutui dirinya sendiri.

"Gue harus ngomong apa sama Ara?! Gue udah terlanjur ngomong kalo gue suka sama dia." lanjutnya.

Sarah keluar dari kamar, infusnya sudah ia copot. Kini Sarah keluar dengan pakaian rapi dan dia ber make up.

Denis melongo tak percaya.

"Loh sar? Mau kemana?" tanya Denis lalu meletakkan gelas bir itu.

Sarah mendekati kakaknya.

"Ngga baik minum alkohol kak." ucapnya lalu membawa gelas itu ke wastafel pencuci piring.

"Kakak nanya kamu mau kemana?" tanya Denis lagi.

"Aku mau ke kuburan Adit kak, semalem Adit dateng ke mimpi aku. Katanya aku ngga boleh sedih, kalo aku kangen sama Adit. Aku bisa ngirim do'a ke dia dan dateng ke kuburannya."

Denis memeluk Sarah.

"Syukurlah sar, kamu udah sembuh." ucap haru Denis, ia sangat senang karna keadaan Sarah sudah membaik.

Tak lama kemudian, Sarah pergi menggunakan mobil Denis.

Rencananya Denis akan mengantar Sarah, namun Sarah menolaknya. Karna keadaan Denis yang habis meminum soju, sedangkan Denis sedang mabuk.

Sesampainya di kuburan Adit, Sarah menaburi bunga ke atas makam Adit.

"Hay dit?"

"Gimana keadaan kamu?"

"Kepala kamu yang penuh darah itu udah ngga sakit lagi ya?"

"Dit, setelah kamu pergi. Keadaan aku ngga baik, tapi tenang. Aku akan berusaha mengembalikan diri aku yang dulu. Sarah yang ceria, ngga mudah nangis, crewet, heheh kalo di inget lucu ya."

"Dari pertemuan kita di rel kereta api, terus satu sekolahan, dan kata kak Denis kamu ngga brani ngungkapin perasaan kamu? Dan kamu baru ngungkapin setelah 3 tahun? Hahaha, lucu kamu dit."

"Maaf ya dulu ngga peka kalo kamu suka sama aku, tapi aku bahagia karna aku udah jadi cinta pertama kamu dan cinta terakhir kamu. Yang tenang ya disana, aku sayang sama kamu."

***

Keesokan harinya

"Korea?!" ucap Ara kaget, dia berada di rumah oma. Dan sedang berbincang dengan oma Melinda.

Oma mengangguk. "Kamu belum tau?"

Ara menggeleng.

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang