10.Mundur? Sorry~~

221 31 1
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Ara keluar dari kelasnya dengan wajah murung. Tidak seperti biasanya.

"Ra! Lo kenapa sih? Dari jamkos lo murung terus." ucap Adit yang berjalan di samping Ara.

"Gue gak papa dit."

"Gak papa, gak papa, gak papa. Kenapa lo selalu bilang gak papa? Tapi wajah lo nunjukkin bahwa lo gak baik-baik aja?"

Ara menoleh ke arah Adit. "Gue gak papa dit, bener deh."

"Yaudah gue anterin lo ya?"

"Nggak usah, gue mau pulang sama kak Rara."

"Bener gak papa?"

Ara mengangguk sebagai jawabannya.

Aska berjalan menghampiri Ara yang sedang berjalan. Aska mengode Adit agar pergi meninggalkan mereka berdua.

"Yaudah ra, g-gue duluan ya?" ucap Adit.

"Mau kemana?"

Adit tidak menjawabnya dan pergi meninggalkan Ara yang masih tidak sadar dengan kehadiran Aska.

"Ara!" Aska mengageti Ara dari belakang, tapi Ara bersikap biasa saja. Dia tidak kaget sama sekali.

"Lo kenapa? Kok murung gitu? Senyum dong." ucap Aska.

"Mau apa sih lo?" ujar Ara tanpa menoleh ke Aska.

"Kenapa? Kan gue biasa gangguin lo."

Langkah kaki Ara berhenti. Dia membuka resleting tas dan menyerahkan hp yang Aska berikan semalam.

"Nih gue kembaliin ke lo." ucap Ara.

"Kenapa? Kan lo gak punya hp, pake aja dulu gak papa." tanya Aska bingung dengan perubahan sikap Ara.

Ara mengambil tangan kanan Aska lalu memberikan hp itu pada Aska.

"Ini kan punya lo, gak udah repot-repot. Gue bisa minta ke kak Rara kok."

"Dan ini, jaket lo. Makasih ya." ujar Ara memberikan paper bag itu.

"Lo sebenernya kenapa sih ra?" ucap Aska yang bingung dengan Ara.

Ara pergi tanpa menjawab pertanyaan Aska.

"Ra jawab pertanyaan gue!"

Ara tetap berjalan.

Aska memberhentikan langkah kaki Ara, dia menghalangi Ara berjalan.

"Minggir." ucap Ara dengan nada dingin.

"Nggak."

"Gue ngga akan pergi sebelum lo ngomong ke gue ada apa sebenernya, kenapa lo berubah."

"Gak usah perduliin gue lagi, minggir."

"Ra!" ujar Aska sambil memegang tangan Ara.

"Lepasin gue!" ucap Ara lalu menepis tangan Aska.

"Lo kenapa sih hah!"

"Apa perduli lo? Gak usah ngasih perhatian lebih ke gue."

"Maksud lo apa sih?"

Ara berjalan lagi, dia meninggalkan Aska yang sedang menganga tak percaya.

"Ara kenapa? Kok dia bertingkah aneh kaya gitu? Apa gue punya salah sama dia?" tanya Aska pada dirinya sendiri.

***

"Udah ra?" tanya Rara saat adiknya masuk ke dalam mobill.

Ara mengangguk.

"Kamu kenapa? Kok mukanya murung gitu."

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang