8.Dia luluh?

231 36 0
                                    

"Gimana dit? Apa kita samperin aja ke kantornya om Dicky?" tanya Ara yang bingung.

"Terlalu beresiko ra, mending kita pikirin nanti. Yang penting kan Sarah udah aman disini."

"Tapi gue tetep khawatir sama Sarah dit, gue pengin Sarah kembali ke dirinya lagi."

"Sarah yang crewet, bawel, ceria. Gue kangen dia dit." ucap Ara sambil meneteskan air mata.

"Aduh jangan nangis dong ra." ucap Adit panik.

"Iya iya!"

Adit sebelumnya tidak pernah pacaran atau dekat dengan perempuan, oleh karena itu dia tidak paham dengan sifat-sifat wanita. Hanya Sarah lah wanita satu-satunya yang Adit cintai, dan Sarah juga termasuk cinta pertama Adit sejak masuk SMA.

"Ra? Kita minta bantuan aja sama Aska!" seru Adit.

"Aska? Apa hubungannya sama Aska?" tanya Ara bingung, ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Aska.

"Aska kan anak pembisnis terkenal tuh, bokapnya Sarah pasti maulah kalo di ajak ketemu sama ayahnya Aska."

"Jadi lo minta gue buat ngomong ke Aska gitu?"

Adit mengangguk.

"Pliss! Mau ya?...." Adit memohon pada Ara.

"Oke oke....nanti gue coba tanya ke Aska ya."

"Kenapa gak sekarang aja? Lo telpon Aska gih, terus suruh jemput lo di rumah sakit ini."

"Gue mau nemenin Sarah disini soalnya."

"Gak! Besok aja."

"Sekarang aja Ara pliss mau ya? Demi Sarah loh."

"Tapi kan gue gak punya nomer Aska." ujar Ara.

Adit membuka ponselnya, entah apa yang sedang ia lakukan.

Ting!

"Itu udah gue kirim nomor WA nya."

"Semangat Ara!!!"

Ara menghela nafas, jika bukan karna sahabatnya. Dia tidak mau menelfon Aska si cowo cuek dingin itu!

Ara pun mencoba menghubungi Aska.

"Gimana?" tanya Adit.

"Masih berdering."

1 menit kemudian, akhirnya Aska mengangkat telfon Ara.

"Hallo?"

[Siapa lo?]

"Gue Ara."

[Ada apa nelponin gue? Kangen lo?]

Ara yang mendengar perkataan itu langsung emosi, tapi ia harus menahannya demi Sarah.

"Gue bisa minta bantuan gak?"

[Bantuan apa?]

"Anterin gue pulang."

[Bukannya tadi lo sama Adit?]

"Adit katanya mau jagain Sarah di sini."

[Gue gak bisa, gue lagi latihan basket.]

"Oke deh, makasih ya."

Ara mematikan telfonnya.

"Gimana?"

Ara menggeleng.

"Aska lagi latihan basket dan dia gak bisa jemput gue disini."

"Hm...yaudah deh besok aja lo ngomongnya ke Aska."

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang