36(Selamat Tinggal My Sunshine)

90 14 2
                                    

'Aku selalu berpikir bahwa aku beruntung bisa bertemu denganmu. Tapi untuk pertama kalinya aku berpikir, seharusnya kamu tidak pernah bertemu denganku bahkan mengenalku sekalipun.'

~GOOD BYE~

"Pengendaranya positif mabuk. Pada malam itu pengelihatannya buram karna efek mabuk, kami akan segera mengumpas tuntas kasus ini."

Kedua polisi yang mengurus kejadian ini berterus terang kepada orang-orang yang tengah berdiri di depan ruang UGD. Tak lama setelahnya, polisi itu pamit karena harus kembali ke TKP segera.

Setelah polisi pergi, dokter yang menangani Adit keluar.

"Dok gimana keadaan anak saya?" tanya tante Melan seraya menangis.

"Jantung anak anda sangat lemah, apakah Adit pasien dokter Hendri? Waktu itu kami sempat berdiskusi tentang oprasi dengan pasien bernama Aditya Mahendra."

Tante Melan mengangguk. "Iya betul dok."

"Oh iya dok, rencananya hari rabu nanti Adit akan melaksanakan transpalansi jantung." ujar Denis.

Tante Melan menengok ke arah Denis.

"Kamu becanda?! Tante belum punya uang Denis!" ujar tante Melan.

"Masalah biaya ngga usah dipikirin tan, aku bakal bantu biaya operasinya."

"Maaf, kalo sekarang keberatan ngga ya?" tanya dokter itu.

"Saya akan segera menghubungi dokter Hendri untuk melakukan oprasi sekarang juga."

"Pendonor nya?" tanya Denis.

"Kebetulan tadi pagi ada seorang pemuda yang mengalami kecelakaan dan dia meninggal. Saya akan menghubungi keluarganya agar menyetujui oprasi ini."

"Baik dok, lakukan yang terbaik untuk teman saya." ucap Denis.

Dokter mengangguk lalu izin pergi karna ada beberapa masalah yang harus dia urus.

Tante Melan dan Ara terlihat sangat syok, bahkan tante Melan terus menangisi Adit.

"Kita berdo'a aja yang terbaik ya tan semoga oprasi Adit berjalan dengan lancar dan Adit sembuh." ujar Ara yang berusaha menenangkan hati tante Melan.

Tante Melan mengangguk.

Setelah menunggu beberapa menit dokter Hendri  pun datang, para perawat memasuki ruangan Adit dan memindahkannya ke ruangan oprasi.

"Dok selamatkan anak saya." ucap tante Melan memohon.

"Saya akan berusaha semaksimal mungkin bu."

Dokter Hendri berlari ke ruangan oprasi, mereka juga mengikuti dokter ke depan ruang oprasi untuk menunggu disana.

***

"Kok Ara jam segini belum pulang ya." gumam Danu yang merasa khawatir akan putrinya.

"Coba aku telfon."

Ayah Danu menelfon Ara.

"Hallo ra?"

[Hallo yah.]

"Kamu dimana? Kok belum pulang.“

[Ara di rumah sakit yah, Adit kecelakaan.]

"Astaghfirullah, kapan?"

[Tadi sekitar pukul setengah sebelas.]

"Yasudah ayah ikut prihatin."

"Ibunya Adit disana?"

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang