"Mas, kamu ngga ada niatan buat ngomong yang sebenarnya ke Aska?" tanya Mila yang tidak tega dengan Aska.
Selama ini dia di perintah oleh suaminya sendiri untuk pura-pura tidak perduli dengan Aska, jika perduli Mila akan di ceraikan Alexander.
"Ngga ada urusannya sama kamu, ngga usah ikut campur. Turuti saja perintah saya." jawab Alexander.
"Mas! Aku udah ngga kuat ya! Selama ini kamu selalu memperlakukan Aska seperti boneka kamu! Apa ngga cukup harta sebanyak ini mas?"
"Berhenti mas, kamu ngga kasihan sama Aska? Kamu bunuh orang tuanya dia, kamu culik dia, kamu pisahin dia dari kembarannya. Udah cukup mas penderitaannya selama ini, apalagi dia ngga pernah dapet kasih sayang dari kamu!"
"Ck! Diam kamu! Memang Aska boneka saya kan? Saya sama sekali tidak perduli dengan Aska ataupun Gracia."
"Apa! Gracia anak kandung kamu loh mas. Tega kamu ngomong gitu? Aku sebenernya ngga tega sama mereka! Kalo gini caranya mending aku pisah sama kamu aja mas! Aku lebih baik hidup miskin sama anak-anak daripada harus hidup mewah sama orang kejam kaya kamu!"
"Silahkan, cepat atau lambat. Saya akan bunuh Aska, biar dia ketemu sama kedua orang tuanya itu. Gampang kan?" ujar Alexander sambil menyeringai.
"Kamu itu gila ya mas! Sebelum kamu nglakuin itu, aku bakalan terus ngelindungin Aska! Ngga ada yang bisa nyentuh Aska sedikitpun!"
Mila pergi meninggalkan Alexander di ruangnya dengan raut wajah marah dan kecewa.
"Dasar laki dakjal!" gumam Mila seraya memasuki mobilnya.
Sesampainya di rumah, Mila mengemasi barang-barangnya dan semua barang kedua anaknya. Mila tidak akan membiarkan anaknya hidup dengan ayah yang sifatnya seperti iblis.
"Bi tolong bereskan barang-barang Gracia sama Aska." ujar Mila pada pembantunya.
"Baik nyonya."
Pembantu itu tergesa-gesa memasuki kamar Gracia.
"Aku harus nelfon ibu."
Mila menelfon oma Melinda.
"Shalom bu."
[Shalom nak.]
[Ada apa? Tumben nelfon.]
"Aku mau ke rumah ibu."
[Yaudah kesini saja.]
"Aska di rumah bu?"
[Aska lagi berangkat sekolah nak, kamu kesini saja tunggu Aska pulang.]
"Yaudah bu aku kesana sekarang."
[Iya hati-hati.]
Mila mematikkan telfonnya.
***
1 jam sebelum berangkat sekolah.
"Bunda...dasi Ara mana..." teriak Ara dari dalam kamar mencari dasinya yang hilang entah kemana.
"Di lemari sayang!"
Dia membuka lemarinya.
"Ahh mana sih..."
Ara mencarinya, setelah lama mencari dasi akhirnya ia menemukannya.
"Ara! Ayo turun, makan dulu." seru bunda dari luar kamar.
"Iya bunda Ara turun!" jawab Ara sambil bercermin didepan kaca besar.
Setelah siap semuanya dia mengambil tas dan berlari menuruni tangga untuk sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary ASKARA
Romance"Gue akui. Beda iman itu berat, berat banget." -Askana Girgantara. "Kita punya cinta, tapi Tuhan punya aturan." -Kinara Salsabila. Mau cari story yang bertema action tapi ada romance nya? Baca cerita ini sampai end ya!! Karna ada banyak kejutan d...