39.Si pembunuh sialan!

65 13 3
                                    

Pembukaan kasus sudah dia setujui oleh Kim sang-hyun selaku jaksa yang menangani kasus Jang han-seok.

"Bagaimana bisa kamu tidak memberi tahuku terlebih dahulu sang-hyun ssi! Apakah kamu gila?!"

Jang han-seok memarahi Kim sang-hyun habis-habisan karna tidak memberi tahu dulu tentang pembukaan kasus, dan dia langsung menyetujuinya tanpa mempertanyakan hal penting itu ke Jang han-seok.

"Ah mian tuan, saya pikir anda akan menyetujuinya."

"Kamu bodoh?! Bagaimana kalau mereka mempunyai bukti yang kuat tentang pengeboman itu? Kamu mau aku dipenjara seumur hidup karna telah membunuh saudaraku sendiri?!"

"Aku sudah melupakan kasus itu! Kenapa kamu membukanya lagi bodoh!"

Jang han-seok memukul Kim sang-hyun.

"M-maaf tuan, s-saya akan menghubungi pihak firma hukum untuk membatalkan pembukaan kasus itu."

Setelah menelfon pihak firma, ternyata tidak diperbolehkan untuk di batalkan.

"Aish!" gumam Jang han-seok yang kebingungan.

"Aku tidak mau tau! Kamu harus mengurus kasus ini! Dan jika kamu gagal? Istri dan juga anakmu akan aku singkirkan!"

Kim sang-hyun memohon sambil berjongkok.

"Jangan tuan! Aku akan bekerja keras untuk memenangkan kasus ini!" ucap Kim sang-hyun.

"Pergi kamu! Saya muak liat muka kamu!"

Kim sang-hyun segera bangkit dan pergi dari ruangan bos nya itu.

Di luar Kim sang-hyun membenarkan jasnya dan mengusap darah yang ada di sudut bibirnya.

Seraya menyeringai, seperti calon penghianat.

***

Seminggu kemudian...

Sudah seminggu berlalu Adit meninggal, semua tidak ada yang berubah. Tante Melan yang masih terpukul karna kepergian Adit, dan Sarah juga masih rawat jalan karna Anxienty Disorder yang di idap nya.

Rencananya, hari ini Ara akan mendaftarkan diri di Universitas yang sama dengan kakaknya. Dan ia akan mengambil jurusan seni, karna dia pandai memahat dan juga menggambar.

Selesai mendaftarkan diri, Ara akan berkunjung ke tempat tante Melan. Membawakan makanan untuk tante Melan dari bundanya.

Tok tok tok

"Assalamualaikum, tante..."

Tante Melan tidak meresponnya.

"Tante, assalamualaikum."

Karna tak ada jawaban Ara langsung masuk, dan Ara melihat tante Melan sedang duduk di ruang tamu seraya memandangi foto Adit.

Ara duduk di samping tante Melan.

"Tan..." Ara menyentuh bahu tante Melan.

Karna tante Melan menangis, Ara memeluknya.

"Ara, Adit kemana?" tanya tante Melan yang ternyata sama seperti Sarah keadaanya.

"Tante mau ketemu sama Adit, dia pasti kesakitan."

"Tan, Adit udah ngga kesakitan lagi."

"Dia udah sembuh?" raut wajah tante Melan sumringah. "Dimana Adit? Tante mau bikinin makanan kesukaan dia."

"Adit udah pulang tan."

"Pulang?"

Ara mengangguk.

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang