14.Rumah adalah Neraka yg sesungguhnya

180 21 0
                                    

"Gracia, ayo ikut kakak." ucap Aska sambil mengambil alih dari bi Titin yang semula menggendong Gracia.

"Mau kemana den?" tanya bi Titin.

"Saya mau bawa Gracia pergi bi, saya ngga mau Gracia mengalami hal buruk karna tinggal bersama orang tua yang tidak peduli dengan anak-anaknya."

"Makasih bi, sudah merawat Gracia dengan baik. Saya harap bibi betah ya kerja disini."

"Aska pamit bi."

Aska berjalan sambil menggendong Gracia, dia berdiri di depan kedua orang tuanya.

"Gue pamit, gue ngga bakal biarin Gracia tinggal sama orang-orang munafik kaya kalian!" ujar Aska.

Gracia hanya bisa menangis.

"Jangan nekat kamu Aska!" seru Alexander.

"Sssst...udah jangan nangis ya Gracia. Kamu harus kuat." ujar Aska yang berusaha menenangkan Gracia.

"Kita mau kemana kak?" tanya Gracia.

"Kita mau pulang ke rumah eyang sama oma. Nanti Gracia sama kakak tinggal disana."

"Tapi bi Titin? Mamah? Papah?"

"Nanti mamah sama papah nyusul."

"Sekarang, Gracia sama kakak dulu oke."

Gracia mengangguk sambil menyeka air matanya.

Beberapa menit kemudian, Aska akhirnya sampai di kediaman eyang dan oma nya.

"Oma...eyang..." panggil Aska dari luar rumah.

"Iya sebentar."

Knop pintu yang terbuat dari kayu itupun terbuka lebar.

"Eh Aska. Ayo masuk." ucap oma Melinda.

"Iya oma."

Mereka akhirnya masuk ke dalam rumah oma, rumahnya tidak terlalu besar akan tetapi cukup untuk menjadi tempat tinggal mereka sementara.

"Kenapa malam-malam kesini ka? Kalian kan bisa kesini besok pagi." tanya oma.

"Ah ngga papa oma, di rumah ada masalah sedikit." jawab Aska tak enak.

Melihat Gracia yang sudah terlelap di gendongan Aska, oma memerintahkan Aska untuk membaringkan Gracia di kamar tamu.

***

"Wajahmu kenapa Aska? Kamu berantem?" tanya oma khawatir.

"Ngga oma, Aska cuma tanding tinju doang."

"Kurang-kurangin tinju sama balapannya Aska, kalo kamu kenapa-kenapa gimana?"

"Iya oma iya..."

"Ada apa malem-malem kesini? Orang tuamu berantem lagi?" tanya oma.

"Iya oma, Aska ngga ngerti lagi sama mereka berdua. Kerjaannya cuman berantem mulu setiap malem."

Oma menghela nafas. "Ini juga kesalahan oma sama eyang."

Nada bicara oma berubah.

"Maksud oma?" tanya Aska bingung.

"Dulu, ibumu dan ayahmu itu dijodohkan. Eyang dan oma itu berfikir jika ayahmu adalah orang yang cocok buat ibumu."

"Tapi, sepertinya eyang dan oma salah besar." lanjutnya.

Wajah oma sedih, sepertinya dia benar-benar menyesal karna sudah menjodohkan mereka.

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang