20.Hari yang menyenangkan

138 12 1
                                    

"Sar." panggil Denis.

"Hm? Kenapa kak?" jawab Sarah sambil melirik kakaknya.

"Kakak mau ikutan trainee jadi penyanyi di Korea."

"Hah?! Trainee? Kok gitu sih kak? Nanti aku gimana."

Denis mengacak rambut Sarah gemas. "Kan abis lulus sekolah kakak trainee nya, nanti kamu sama kakak pindah ke Korea."

"Tapi..."

"Adit?" tanya Denis.

Sarah mengangguk. "Nanti kakak coba ngomong sama dia."

"Kenapa kakak ikutan trainee sih? Kan kakak udah kaya. Paman kakak juga jadi CEO di Korea kan?"

"Itu impian kakak dari kecil Sarah."

"Dulu waktu kakak di Korea kakak sering banget nontonin ayah kakak waktu masih muda. Dia itu dulu penyanyi dan ayah kakak berjuang terus biar jadi penyanyi disana."

"Emang ngga mudah sih, tapi kakak mau nyoba. Kakak mau suatu saat nanti debut dan ngajak kamu ke atas panggung performance nya kakak untuk pertama kali."

"Kakak bener mau ngambil keputusan ini?" tanya Sarah.

Denis mengangguk. "Tentu, keputusan kakak udah bulet."

"Terus cinta kakak ke Ara gimana?"

"Maksud kamu?"

Sarah menghela nafas. "Kak, aku tau kakak itu suka kan sama Ara?"

"Mana ada, engga kok kakak ga suka sama Ara."

"Udah deh kak ngga usah boong, Sarah tau kok."

"Kak, kalo kakak bener cinta sama Ara. Perjuangin dong." lanjutnya.

"Gimana kakak mau lanjutin lagi sar? Ara udah jadi milik orang lain. Sahabat kakak sendiri lagi, kakak ngga mungkin ngrebut Ara dari Aska."

"Tapi..."

"Udahlah sar jangan bahas Ara lagi kakak cape."

"Yaudah iya, maaf ya kak."

"Coba aja aku tau kalo wanita yang kakak sukai itu Ara, pasti aku bantuin supaya kakak jadian sama Ara."

"Ngga papa kok, mungkin kakak bukan orang yang tepat buat Ara." ucap Denis.

***

Ara dan Aska sedang berjalan menuju studio foto.

"Lo mau pake apa?" tanya Aska, di hadapan mereka kini terdapat aksesoris untuk foto.

"Emm ini deh." Ara mengambil sebuah bando berwarna pink, seperti telinga kelinci.

"Sini gue pakein." ucap Aska lalu memakaikan bando itu.

"Cantiknyaa." puji Aska.

"Bentar-bentar, gue main fotoin lo."

"Ih malu Aska."

"Udah deh nurut ah."

Akhirnya Ara pun mengikuti perkataan Aska.

Cekrek!
Cekrek!

"Udah ah."

Aska melihat foto Ara. "Tuh kan cantik."

Aska menjadikan foto Ara sebagai wallpaper ponselnya.

"Kok dijadiin wallpaper?" tanya Ara.

"Ga papa dong emang ngga boleh? Kan sekarang lo pacar gue."

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang