29(P.U.T.U.S)

108 13 0
                                        

Ara dan Sarah sedang berada di dapur untuk membuat kue aniversary ke 3 bulan untuk Aska.

"Lo udah nyiapin hadiah buat Aska?" tanya Sarah.

Ara mengangguk. "Gue udah nyiapin jam tangan."

"Wah gue ngga sabar, pasti Aska seneng deh." ucap Sarah.

Ara tersenyum membayangkan hal itu terjadi.

"Emm tapi kak Denis kok ngga ada kabar ya, Adit juga. Biasanya Adit selalu ngechat gue pas pulang sekolah." ungkap Sarah sambil mengaduk adonan.

"Mungkin kakak lo lagi ke rumah temennya dan Adit mungkin lagi istirahat. Positif thinking aja dulu sar." jawab Ara.

"Iya juga sih."

"Jangan ngobrol terus ah, cepet selesai in." ujar Ara.

"Siap bos!"

"Ini udah selesai ngaduknya, taruh dimana?" tanya Sarah.

"Lo pindahin ke baskom itu." ujar Ara sambil menunjuk baskom berwarna oren yang sudah dibaluri mentega cair.

"Oke."

Sarah memindahkan adonan kue yang belum jadi itu.

"Potong nih coklat nya, biar gue yang urusin ini." ucap Ara.

***

Sore hari pun tiba, Ara sudah selesai menyiapkan kue yang sudah selesai dihias dan meletakkannya ke dalam kotak kue.

"Akhhh, akhirnya selesai juga." ujar Ara sambil memandangi kue buatannya dan buatan Sarah itu.

"Emmm sar, Denis udah ngabarin lo?" tanya Ara.

"Udah, katanya dia mau nginep di rumah temennya." jawab Sarah.

"Ra, malam ini gue boleh ngga tidur dirumah lo?" lanjutnya.

"Bolehlah. Sebelum ke cafe, mau ambil pakaian lo dulu?"

"Sekarang aja yuk pulang, lo bisa mandi di rumah gue. Kan sepi."

"Emmm boleh juga, jarak dari rumah lo ke cafe kan cukup deket." ujar Ara.

"Yaudah bentar ya, gue ambil pakaian dulu."

"Oke, gue tunggu disini."

Setelah selesai mengambil pakaian dan memasukkannya ke paper bag. Mereka berangkat ke rumah Sarah dengan taksi online yang sudah dipesan, dan mereka juga membawa kue nya.

***

"Gue pulang dulu ya nis, nanti malem gue kesini lagi." ujar Aska.

"Oke ka, makasih udah mampir."

"Santai aja."

"Ibunya Adit belum kesini?" lanjutnya.

"Belum, di telfonin ngga nyambung."

"Gue samperin aja ke rumahnya?"

"Ngga usah, mungkin tante Melan lagi sibuk. Nanti gue telfon lagi."

"Oke, gue cabut dulu ya. Gue udah pesenin makanan paling bentar lagi sampe."

"Makasih ka."

Aska mengangguk lalu pergi meninggalkan Denis disana.

"Dit, lo harus sembuh. Sarah ngga boleh sakit lagi." gumam Denis dalam hati.

***

Malam hari tiba

19.30

Ara masih ada didalam kamar Sarah.

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang