1 minggu kemudian
Minggu, 7 Maret 2012 pukul 10.00
Setelah pulang dari Gereja, Aska memutuskan untuk bertemu dengan Denis di cafe yang biasa Aska kunjungi.
Setelah tiba disana, Denis menyambut Aska.
"Jalanan macet bro?" tanya Denis.
"Iya, macet banget hari ini."
"Jadi gimana? Lo udah berhasil ngambil alih perusahaan bokapnya Audy?"
Denis sedang melihat layar laptop yang berada di depannya. Dia menyerahkan laptop itu ke Aska.
"Udah semua, cuman ada satu hal yang buat gue bingung disini." ungkap Denis.
"Apa itu?"
"Bentar." dia mengambil alih laptop nya lagi.
"Nih, ada banyak bank yang mentransfer uang puluhan miliyar ke perusahaan ini. Apa mereka juga punya seorang peretas?"
"Pantes uangnya ngalir deres." gumam Aska.
"Yaudah bekuin aja. Nanti biar gue yang urus soal bank." lanjutnya.
"Bokapnya Ara gimana?" tanya Denis.
"Rencananya hari ini gue mau ngajak keluarganya Ara nemuin om Danu. Om Danu kan keluar hari ini."
Denis mengangguk. "Oke."
"Makasih ya udah bantuin gue." ujar Aska.
"Sama-sama, gue cuma bisa nglakuin ini buat lo."
"Lo kan juga udah banyak bantu gue sama Sarah, disaat bisnis gue mulai turun. Lo bantuin gue buat naikin saham lagi dan lo juga udah bantu bayar biaya rumah sakitnya Sarah, gue ngga tau gimana nasibnya Sarah dan gue waktu itu kalo ngga ada lo."
Aska tersenyum.
"Gue percaya orang baik pasti akan dibalas kebaikannya suatu saat nanti." gumam Aska dalam hati.
***
"Dit, sar. Anterin gue ke cafe sebentar yuk." ucap Ara.
"Dimana?" tanya Adit.
"Didepan rumah lo kan ada cafe." jawab Ara.
"Yaudah sini gue beliin, lo tunggu disini aja sama Sarah."
Adit menatap Sarah. "Kamu mau beli?" tanya Adit.
"Emmm iya deh, samain aja kaya Ara."
"Oke gue berangkat sekarang ya." ujar Adit, lalu meninggalkan mereka berdua diruang tamu.
Kini mereka sedang melaksanakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru, anggota nya 4 orang.
Namun kelompok Ara hanya beranggotakan 3 orang karna satu temannya lagi tidak bisa hadir.
"Sar." panggil Ara.
Sarah menoleh. "Hm?"
"Kasih tau ngga ya?" tanya Ara dalam hati.
"Kenapa?"
Ara menggeleng. "Ngga papa."
"Aneh lo."
"Gue mau ambil minum dulu ya didapur." ucap Sarah.
"Oke."
Sarah pergi ke dapur.
Di dapur ia mengambil sebuah gelas dan menuangkan air dingin yang dia ambil dari dalam kulkas ke gelas.
Setelah merasa lega tenggorokannya dia melangkahkan kakinya ke ruang tamu, namun dia gagal fokus dengan satu barang. Yaitu kursi roda yang berada tepat di samping sebuah rak buku besar di lorong rumah Adit.
![](https://img.wattpad.com/cover/230531537-288-k848275.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary ASKARA
Romansa"Gue akui. Beda iman itu berat, berat banget." -Askana Girgantara. "Kita punya cinta, tapi Tuhan punya aturan." -Kinara Salsabila. Mau cari story yang bertema action tapi ada romance nya? Baca cerita ini sampai end ya!! Karna ada banyak kejutan d...