16.Jadian

163 15 0
                                    

"Ra, nanti malem ikut gue ya." ucap Aska, mereka sedang berjalan menuju kelas.

"Kemana?"

"Ke acara pesta ulang tahun gue."

Ara tertawa terbahak-bahak.

"Hah? Acara ulang tahun?" ucap Ara.

"Hahahha, gila aja lo. Cowo sedingin lo ngrayain ultah? Ultah?"

"Hahahaha."

Aska menggerutu kesal. "Terus ketawa, puas-puasin ketawa."

Ara yang tadinya tertawa sekarang berhenti karna Aska sudah kesal.

"Raa, dateng ya?" Aska memohon pada Ara.

"Iya iyaa nanti gue dateng kok, temen-temen gue juga diundang kan?"

"Tentu..." ucap Aska lalu tersenyum.

Mereka pun berjalan menuju kelas masing-masing.

Di dalam kelas Ara

"Eh ra, lo diundang kan ke ultah nya Aska?" tanya Adit.

"Iya, kalian diundang juga?" tanya Ara pada Denis, Sarah dan Adit.

Mereka mengangguk secara bersamaan.

"Iya nih, kita diundang." ucap Sarah.

"Kira-kira se meriah apa yah ultahnya si Aska?" tanya Adit pada dirinya sendiri.

"Sangat mewah pastinya." ujar Sarah.

Ara senyum-senyum sambil menoleh ke arah Sarah dan Adit.

Adit dan Sarah pun saling tatap.

"Kenapa lo? Senyum-senyum ga jelas." ucap Adit.

"Kalian udah pacaran yah?" goda Ara.

Adit tersenyum malu.

Lalu, setelah terdiam beberapa detik. Mereka berdua mengangguk.

"Iya kita udah pacaran, iya kan sayang?" ucap Adit lalu meraih tangan Sarah.

"Jomblo nyimak." cicit Denis yang duduk di samping Adit sambil fokus bermain game online.

"Syukurlah, gue ikut bahagia dengernya." ucap Ara.

Denis menoleh ke arah Ara. "Lo ngga mau pacaran ra?" tanya Denis.

Pertanyaan Denis berhasil membuat Sarah tersedak saat sedang memakan roti.

Uhukkk!

"Apa? Apa kak? Lo ngomong apa barusan?" tanya Sarah.

"Engga, gue cuma nanya doang." jawab Denis, lalu dia bermain game lagi.

"Ya gue sih mau-mau aja, yang penting cowo nya ngga nyakitin." ucap Ara.

"Malam ini, harus." batin Denis.

Denis mengangguk. "Oke."

***

Malam hari tiba, Aska sudah siap dengan jas berwarna hitam. Dia datang bersama kakek neneknya dan adik perempuannya.

Aska masuk ke dalam rumah mewah nan megah, disana sudah dipenuhi banyak orang. Entah itu teman bisnis orang tuanya atau teman-temannya.

Boy, Axel dan Putra belum sampai.

Aska mencari keberadaan mereka.

"Nyari siapa ka?" tanya Mila, ibunya.

"Aska nyari Boy sama Axel. Mereka udah dateng?"

Diary ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang