Rere terdiam sejenak, menatap kearah depan dengan pandangan kosong.
"Tapi gatau kenapa, firasat gue ngomong kalo Ten itu—selingkuh." Gumamnya pelan.Cepat cepat gadis itu menggeleng kepalanya, menyatakan pernyataan itu tidak benar.
Entah kenapa, rasa mual yang sempat hilang kini kembali menyerangnya kembali. Rasanya perut Rere seakan akan dikocok dengan cepat.
"Kenapa ya? Semenjak gue hamil rasa perut gue kayak gaenak terus," Gumam Rere sembari menusap permukaan perutnya yang masih terlihat datar.
"ANEUUUUU MAIN YUUU," Rere sedikit terkejut saat mendengar suara teriakan winwin dari luar balkon kamarnya.
Dengan langkah cepat ia mengintip di balik jendela dan benar saja, ada winwin disana. Ia melambaikan tangannya dengan wajahnya yang ceria dan menggemaskan.
"Heh lu ngapain malem malem kesini?" Tanya Rere sedikit teriak, winwin mendekat kearah rumahnya, ia menengadah menatap Rere yang berada di lantai dua.
"Apah? Tuala aneu Ndak teudengel," ucapnya sembari memasangkan wajah bingungnya.
Rere yang mendengar itu memutar bola matanya malas, "Naik sini naik," Ucapnya sembari mengulurkan tali ke arah winwin.
"Iwin mandat?" Tanyanya sembari menatap tali itu dengan bingung.
"Iya Lo manjat cepetan," Titah Rere dengan kesal karena winwin yang telat mikir.
"Taphi Iwin Tan butan Monet," Ucapannya sukses membuat Rere sedikit terbahak.
"Sejak kapan ada teori, kalo yang boleh manjat itu cuma monyet aja?" Tanya Rere dengan sedikit tertawa.
"ISSHH ANEUUUU," Winwin yang kesal karena Rere terus menertawainya pun memutuskan untuk memanjat tali tersebut.
"Pedanin tayi nyah,"
"Iya iya ini gue pegangin talinya elah," jawabnya sembari mencoba meredakan tawanya.
"IIII ANEU IWIN TATUT DATUH," Teriak winwin sembari menatap kearah bawah yang membuat kepalanya sedikit pening.
"GABAKAL, MAKANNYA CEPETAN MANJATNYA BIAR GA JATOH." Winwin memberanikan diri untuk memanjat.
"Iiii Iwin Ndak beyani mandat, tepaya Iwin putsing aneuu," mendengar itu Rere membuang nafasnya pasrah.
"Yaudah gue tarik nih ya, Lo kalo pusing meremin aja jangan liat kebawah mulu." Ucapnya sembari berusaha keras menarik winwin.
"AYO ANEU TEMANGAT ANEU, TEMANGAT TAYIK IWIN NYAH!!!!" Winwin berteriak teriak menyemangati masih dengan matanya yang terpejam.
"Yaelah, Lo enak cuma bilang temangat temangat aneu. Ini Lo berat banget anjir, Lo badan kayak jerapah tapi tingginya kayak gajah, gila." Protesnya yang membuat winwin tertawa kecil.
"Matannya Janan tuluh Iwin mandat," Ucapnya sembari tertawa kecil.
"Mikinnyi jingin sirih Iwin minjit," Ledeknya sembari mencoba menarik winwin dari bawah.
"AYO ANEU TEDIKIT LADIII, AYO ANEUU TEMANGAT." Pekiknya yang membuat Rere menggelengkan kepalanya samar karena sudah tidak sanggup.
"AGGGGGH SATU TARIKAN LAGI,"
Sretttt
BUGHHHHH
"IHHH ANEU MAYAH DATUHIN IWIN, TATIT TAW ANTAT IWIN!!" Pekiknya sembari memegangi pantatnya yang sedikit ngilu.
"HEH GUE LEBIH SAKIT, LU MALAH TIMPA BADAN GUE BEGE!!!" Pekik Rere yang membuat winwin beranjak dari posisinya yang menimpa gadis dibawahnya.
"Yeu maap, antat Iwin Juda tatit neu." Ucapnya sembari mengusap ngusap pantatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Puberty | Winwin
Fanfiction"Aneu aneu semayem Iwin mimpyi woh," "Mimpi apa?" "Tapi aneu Janan biyang biyang cama olang ya?" "Iya gabakal gue bocorin ke orang," "Iwin mimpyi kcetemu cama twuhan-"