44

111 23 1
                                    

Pertandingan telah usai dari setengah jam yang lalu, dengan langkah tergesa Ten membawa Yuju ke arah parkiran.

"Eh eh mau kemana sih? Pelan pelan jalannya." Protes Yuju seraya mencoba menahan langkah Ten yang begitu cepat.

"Yaelah gue udah laper ini," Keluh Ten sembari menatap Yuju dengan memelas.

"Terus hubungannya sama gue apa? Gue mau balik ke kelas nih, gue sore ini mau anter Winwin ke Gramedia." Jelas Yuju yang membuat Ten berhenti mendadak.

BUGH

"Aw—" Yuju memegangi jidatnya yang sukses menubruk punggung Ten, "Kalo mau berhenti bilang bilang, kejedot kan jadinya." Yuju mengusap jidatnya sembari mendengus kesal.

"Yaudah makannya jangan banyak bacot, Nih nih pake. Gue udah laper parah ini," Ten memakaikan helm dengan asal pada kepala Yuju.

"Kebalik goblo," Yuju membuka helmnya yang terpasang di kepalanya dengan posisi terbalik.

"Ya maap maap," Ten kini menstater motornya sedangkan Yuju hanya menggerutu.

"Terus Winwin gimana? Gue juga ga bawa duit anjir. Nanti yang ada gue liatin Lo makan gitu?" Ten menghela nafasnya saat mendengar ocehan gadis di hadapannya.

"Ya gue yang bayar lah, ngapain gue ngajak Lo kalo Lo nya cuma ngeliatin gue makan doang? Gue ga Setega itu." Jawab Ten lalu duduk di motornya.

"Terus Winwin gimana?"

"Chat aja dulu, Winwin juga pasti ngerti anjir." Dengus Ten yang membuat Yuju mendelik.

"Cepetan keburu satpamnya balik lagi kesini,"

"Iya iya, sebentar gue chat dulu." Yuju membuka line lalu mulai mengetikan sesuatu pada kolom chat dirinya dengan Winwin.

"Udah?"

"Udah, tapi gue masih ada kelas goblo." Protes Yuju yang membuat Ten sedikit naik pitam.

"Yaelah, mapel seni ini kan? Bolos lah kali kali." Ten menyalakan mesin motornya.

"Dasar sesat,"





































*****












Yuju menyeruput minumannya dengan santai, sedangkan Ten masih pokus pada kepulan asap rokok yang baru saja ia hirup.

"Heh, lu ga takut dimarahin apa ngerokok di tempat umum? Mana masih pake seragam sekolah." Mendengar itu, Ten melirik Yuju sekilas.

"Bodo, lagian gue kan pake seragam basket. Bukan seragam putih abu ataupun yang lainnya." Jelas Ten tak perduli.

"Tapi kan itu ada nama sekolahnya juga dongo," Tukas Yuju sembari menggetok kepala Ten.

"Aw— masa bodo sih. Lagian gabut banget kalau ada orang yang perhatiin gue," Jawabnya sembari mengepulkan asap rokoknya kembali.

"Cih, dasar batu."

"Bayar minuman lu sendiri noh," Yuju sukses melotot ke arah Ten.

"Dih, sape yang nyuruh mesen? Sape yang nyuruh gue ikut kabur?"

"Dih, gue ga maksa." Jawab Ten yang membuat Yuju menoyor keningnya.

"Gue alungin ke jurang mau?" Ten tertawa renyah.

"Mau, tapi ada syaratnya."

Yuju menautkan sebelah alisnya,

"Apa?"

"Sebelum Lo lempar gue ke jurang, Lo cium dulu bibir gue yang sexy ini." Ten memonyong monyongkan bibirnya yang membuat Yuju geram.

Tak lama Yuju menyentil bibir Ten, "Ciuman aja sama kambing lu," Ten hanya mengusap bibirnya.

"Lu tiba tiba traktir gue gini, pasti ada maunya." Yuju menatap Ten dengan tatapan memincing.

"Kan tadi lu udah mau nonton gue tanding basket bego, lah ini balesannya." Jawab Ten datar.

"Hm,"

"Lu ga kerja kan?"

"Kaga, gue dapet jam kerja nanti malem." Jawab Yuju sembari kembali menyeruput minumannya.

"Yaudah, temenin gue belanja."

"Eh eh— gue belum selesai minum bangsat, Main tarik tarik aja lu." Yuju memukul lengan Ten pelan.

"Lelet amat,"

"Kalo gue keselek terus gue mati, Lo mau tanggung jawab? Lo mau apa hah kalo gue mati gara gara keselek?"

"Ya tinggal tahlil lah."

"Sialan lu."































******









"WINWIN IM COMING, UWUW—" Pekik Ten yang membuat Winwin berjalan dari dapur  ke arah ruang tamu.

"Eh lu, belanja apaan? Banyak amat? Wahh Pastih buat gue nih ya?" Winwin meraih satu buah tas karton entah apa itu isinya.

"Enak aja buat lu," Ten menoyor kepala Winwin pelan.

"Terus?"

"Ini gue beli buat Yuju, besok dia ultah kan?"

Ekspresi sumringah Winwin tiba tiba berubah menjadi datar.

"Nah, dari pada lu gabut mending Lo bantuin gue bikin kado buat tu bocah." Jelasnya sembari membuka satu buah tas karton yang berisi sebuah buku kecil yang sangat cantik.

"Nah ini lu bantuin nempel nempel foto, gue mau bikin hadiahnya." Ten menyodorkan bahan bahan seperti lem, buku, dan pastinya foto Ten dengan Yuju tadi.

Winwin terdiam, matanya kini fokus memandangi foto foto yang berserakan dihadapannya.

"Gue nempelin ini?" Ten mengangguk.

"Iya, awas jangan sampe lecet atau sobek ini spesial banget nget nget— eh ada satu tas lagi ketinggalan di motor." Ten  beranjak dari duduknya dan meninggalkan Winwin sendirian di ruang tamu.

Ia meraih satu foto Yuju dan Ten, yang tengah tersenyum senang disana.

"Terus nasib perasaan gue gimana, Ju?"








TBC hehehe

Gapapalah pendek yang penting halu 😭

Maap ya aga ngebut apdetnya😭

Maap ya aga ngebut apdetnya😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mengsedih

Hello Puberty | Winwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang