Maaf nomor yang anda tuju sedang-
Rere melempar ponselnya malas ke kasurnya, entah sudah berapa kali Ten tak mengangkat teleponnya. Semarah itukah Ten? Rere tak habis pikir jika Ten akan meninggalkannya sore tadi, masalahnya Ten tadi belum membayar Starbucksnya otomatis Rere harus membayar semua itu dengan uangnya yang seadanya.
"Si Jamet kenapa sih? Heran gue tuh. kayaknya hari ini gue sial banget, udah mah duit gue abis pake bayar Starbucks gue sama Ten, mana tadi gue pulang jalan kaki, dan sekarang Ten masih marah? Plis deh gue capek." Kesal Rere sembari menghentakkan kakinya kesal.
Rere menoleh kembali ke arah ponselnya yang mendapatkan sebuah panggilan telepon.
"Ten-" dengan cepat Rere meraih ponselnya yang tergeletak di ranjang. Namun kesenangannya tiba tiba sirna, ia Kira Ten yang menelpon nya tapi ternyata bukan, melainkan winwin lah yang mengajaknya panggilan video.
"ANEUUUU," Rere sedikit menjauhkan ponselnya dari wajahnya kala mendengar winwin teriak dengan suara cadelnya itu.
Tanteeeee
"Apa?" Tanya Rere dengan malas sembari merebahkan dirinya di ranjangnya.
"Iwin Uda puwang Dayi yumah tatit wohh," antusias winwin yang entah mengapa membuat Rere sedikit tersenyum.
Winwin udah pulang dari rumah sakit lohh.
"Udah sembuh Lo?" Winwin mengangguk tanpa sepengetahuan lucu, matanya yang berbinar membuat Rere sedikit merasa gemas dengan setiap tingkahnya.
"Uda, matannya Iwin teyepon aneu Juda." Jawabnya dengan nada bicara yang lebih menggemaskan.
Udah, makannya Winwin telepon Tante juga.
"Terus kenapa Lo ga istirahat? Lo kan pasti Masih lemes." Jelas Rere yang membuat winwin menggeleng kecil.
"Iwin Ndak bitsa bobo, Iwin tendilian diyumah. Iwin tatut ada antu." Jelasnya yang membuat Rere sedikit terbahak.
Winwin gabisa tidur, Winwin sendirian di rumah. Winwin takut ada hantu.
"Heh, lu badan aja gede. Masa sama hantu aja Lo takut." Jelas Rere masih sedikit terbahak sedangkan winwin mengerucutkan bibirnya lucu.
"Iiiih, Kawo antunya matan Iwin imana? Iwin Ndak mau bobo toalnya tatut dimatan tama antu." Rere sukses dibuat sakit perut oleh jawaban konyol winwin.
Ih, kalo hantunya makan winwin gimana? Winwin ngga mau bobo soalnya takut dimakan sama hantu.
"Mana ada setan mau makan Lo, heh yang ada setannya malah gemes sama Lo." Winwin hanya diam, mengerucutkan bibirnya karena Rere terus menertawainya.
"Ihh aneu mayah tetawain Iwin, Iwin nambeuk nih." Rere meredakan tawannya lalu menatap Winwin lagi.
Ihh Tante malah ketawain Winwin, Winwin ngambek nih.
"Iyadeh iya, yaudah Lo tidurnya sambil telponan sama gue aja. Biar Lo tidur gue harus ngapain?" Winwin sedikit menampakan wajah berpikirnya.
"Aneu hayus apa ya?"
Tante harus apa ya?
Rere memutar bola matanya malas, "Ya gatau, Lo maunya gimana?" Tanyanya sembari menggelengkan kepalanya.
"Sun pipi Iwin Toba," winwin menunjuk kearah pipinya, menyuruh agar gadis itu mengecup pipinya.
Cium pipi Winwin coba,
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Puberty | Winwin
Fanfic"Aneu aneu semayem Iwin mimpyi woh," "Mimpi apa?" "Tapi aneu Janan biyang biyang cama olang ya?" "Iya gabakal gue bocorin ke orang," "Iwin mimpyi kcetemu cama twuhan-"