"Re turun," Titah Taeyong dengan suara pelan, namun yang di suruh hanya menggeleng kecil sebagai jawaban.
"Gue masih takut," Jelasnya, jujur saja ia masih terkejut dengan kejadian semalam yang tiba tiba menimpa dirinya.
"Gabakal ada apa apa, kalo ada apa apa Lo telepon gue aja. Atau Lo sekarang pulangnya gue jemput ya?" Tanya Taeyong yang membuat Rere mengangguk kecil.
"Yaudah sana, gausah terlalu di pikirin." Taeyong menggas motornya meninggalkan pekarangan sekolah, sedangkan Rere hanya menatap punggung Taeyong yang semakin mengecil dan menjauh.
Ia berjalan masuk kedalam sekolah, mencoba berdamai dengan keadaan.
Ia sedikit bingung dengan orang orang yang memandangnya dengan tatapan aneh yang membuat dirinya sedikit risih.BRUGGG
Entah siapa yang tiba tiba mendorong dirinya hingga jatuh tersungkur, Rere melihat kearah belakang dan mendapatkan Yuqi yang kini menatapnya dengan tajam.
"JALANG LO," Pekiknya yang membuat pandangan semua orang tertuju pada Mereka berdua.
"Apa maksud Lo hah? Gue ga punya masalah sama Lo." Rere beranjak dari posisinya menyetarakan tingginya dengan gadis berambut keriting di hadapannya.
PLAKKK
"LO GAUSAH PURA PURA GATAU ANJING—JALANG YA JALANG GAUSAH NGAKU NGAKU JADI ORANG SUCI." Pekik Yuqi yang menyebabkan orang orang berkerumun melihat dirinya dan Yuqi yang tengah beradu mulut.
"LO KENAPA SI HAH? LO GA WARAS YA? TIBA TIBA NGATAIN GUE JALANG? GOBLOG LO." Pekik Rere tak mau kalah, meskipun kini hatinya dibuat takut dengan keadaan. Kenapa Yuqi bisa tahu? Apa ia tahu jika semalam Lucas—Yuqi menarik Syal yang dikenakan Rere yang membuat tanda merah itu semakin terlihat.
"LO PIKIR GUE GATAU HAH?INI APA HAH? LO GATAU DIRI BANGET YA? BISA BISANYA LO AMBIL LUCAS DARI GUE. TEMEN APAAN LO HAH?" Bentak Yuqi sembari mendorong Rere hingga jatuh tersungkur.
"GUE GAPERNAH YA AMBIL LUCAS DARI LO,"
Yuqi tersenyum pahit diiringi dengan tawa hambarnya, ia mengambil ponselnya lalu ia memperlihatkan sebuah video.
"Shit—kenapa bisa tau?"
Rasanya ingin sekali Rere pergi sebentar dari dunia ini. Entahlah rasanya ia ingin marah pada Tuhan karena terus memperlakukannya seperti ini, ia merasa hidupnya begitu tidak adil.
Banyak bisikan bisikan di belakangnya yang membuat nafasnya semakin tercekat, ini bukan salahnya ini salah Lucas yang tiba tiba melakukan hal tersebut padanya. Tapi mengapa hidup melihatnya dari sudut pandang seolah olah dirinya yang terlihat antagonis.
"KENAPA DIEM? MALU LO KALO LO UDAH KETAUAN JADI JALANG?" Tanya Yuqi sembari tertawa hambar.
Di ujung sana, Sohye hanya tersenyum penuh kemenangan melihat semuanya berjalan dengan lancar.
"Lo salah paham, Lucas lakuin ini ke gue gara gara dia nyangka gue itu elo. Lo gatau kejadian sebenernya." Jelas Rere dengan air mata yang mulai menggenang di bola matanya.
"Bacot Lo an—" ucapan Yuqi terpotong begitu seseorang menahan tangannya yang hendak menampar Rere.
Itu, Taeyong.
Ya, Taeyong terpaksa putar balik karena ponsel Rere tertinggal di motornya, dan dengan waktu yang pas ia juga menyelamatkan adiknya yang menjadi bahan fitnah.
"Adek gue ga salah, yang salah tuh Lucas bukan adek gue." Datar Taeyong sembari menghempaskan tangan Yuqi dengan kasar.
Di waktu yang bersamaan Lucas pun datang menghampiri keduanya.
"Lo berani banget ya sakitin Rere?" Lucas memberikan tatapan tajamnya pada Yuqi.
PLAKKK
Taeyong menampar Lucas hingga sudut bibir lelaki itu sedikit mengeluarkan darah. Lucas hanya menatap Taeyong sembari memegangi sudut bibirnya.
"INI SEMUA SALAH LO ANJING!" Bentak Taeyong yang membuat Lucas terdiam kaku. Kini mata Taeyong menoleh manatp Yuqi bergantian.
"Kalo Lo mau sakitin adek gue, lawan dulu kakaknya anjing." Taeyong menunjuk wajah Yuqi kasar, sedangkan Yuqi dibuat mematung saat mendengar penjelasan datar Taeyong.
"Lo gada hak berbuat seenaknya sama adek gue, karena Lo bukan siapa siapa dia."
"Dan Lo Cas, jangan libatin adek gue kedalem masalah Lo sama dia. Karena adek gue ga salah apa apa dan gatau apa apa." Taeyong menarik tangan Rere agar ikut pulang bersamanya.
"Pulang,"
Rere hanya mengikuti arah langkah Taeyong ke arah parkiran. Taeyong memakaikan helm di kepala gadis itu.
"Untung hp Lo ketinggalan, jadi gue bisa bawa Lo pulang dari cewe gatau diri itu." Jelas Taeyong sembari menyalakan mesin motornya.
"Kenapa Lo ga ngelawan hah? Lo gasalah apa apa, dan gue juga gapernah ajarin ke elo buat jadi cewe lemah." Jelas Taeyong datar yang masih kesal dengan kejadian tadi.
Rere hanya diam membisu, bibirnya tak mampu mengeluarkan sepatah kata apapun. Rasanya ia sudah pasrah dengan semuanya.
Taeyong memberhentikan motonya di depan sebuah cafe. Ia membuka helmnya sedangan Rere hanya menatapnya bingung.
"Lo ga bakal kuliah?" Tanya Rere yang membuat Taeyong menoleh kearahnya.
"Mood gue buat kuliah dah ilang, gue kuliah pun gabakal bener nantinya." Taeyong membawa Rere masuk kedalam sebuah cafe lalu duduk di kursi dekat jendela.
"Mas biasa ya," Pelayan tersebut hanya mengiyakan ucapan Taeyong lalu pergi ke dapur.
Tring...
Rere menoleh ke arah ponselnya ketika sebuah pesan masuk, itu dari Renjun.
Renjun
Re, tadi gue dapet kabar
Kalo Lo di skors selama semingguRere memutar bola matanya malas, lalu ia melirik sekilas pelayan yang membawa minuman diatas nampan dan menyimpan di meja mereka.
Rere menyeruput minumannya, Taeyong mengkerutkan keningnya disaat Rere tak memberitahu dirinya siapa yang mengirimi ia pesan tadi.
"Dari siapa?" Kornea mata gadis tersebut menatap ke arah Taeyong malas.
"Renjun," jawabnya singkat sembari memainkan sedotan minumannya.
"Apa katanya?" Tanya Taeyong sembari menyeruput kopi yang ia pesan tadi.
"Gue di skors seminggu,"
Taeyong diam, tak membalas ucapannya lagi. Keduanya diam, tak ada yang mau menyambung percakapannya kembali.
Hingga sebuah notifikasi kembali mengalihkan perhatian Rere.Uhuk...uhuk...
Rere sedikit tersedak saat membaca pesan dari Somi.
Somi
Re
Haechan meninggalIa membelakan matanya hebat, ketika membaca pesan Somi. Taeyong yang melihat itu menaikan sebelah alisnya.
"Kenapa?"
"Haechan meninggal—" Ucapnya tak percaya.
"Hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Puberty | Winwin
Fanfiction"Aneu aneu semayem Iwin mimpyi woh," "Mimpi apa?" "Tapi aneu Janan biyang biyang cama olang ya?" "Iya gabakal gue bocorin ke orang," "Iwin mimpyi kcetemu cama twuhan-"