26

181 41 14
                                    

"Aneuu tunduin Iwin," Pekiknya sembari mencoba mengejar gadis itu sekuat tenaga.

"Adwuw," Rere menghentikan langkahnya saat mendengar winwin meringis karena terjatuh.

"Aneu, Janan tindalin Iwin." Ucapnya kembali beranjak mengejarnya tanpa memperdulikan rasa sakit yang menyelimuti lututnya.

Rere diam, ia menyeka air matanya kasar. Lalu tak lama winwin memeluknya.

"Kenapa Lo kejar gue?" Tanyanya datar yang membuat winwin menggeleng samar.

"Aneu Janan mayah cama Iwin, Iwin cuma cayang cama aneu," Jelasnya sembari terisak dipelukannya.

"Gue ga marah, lu susulin aja si Sohye. Kasian dia gada temen pulang." Elaknya dengan suara yang sedikit bergetar.

"Ndak maw, Iwin mawnya cama aneu. Butan cama oye." Jelasnya sembari melepaskan pelukannya. Lalu sedikit terkejut saat melihat wajah pucat Rere.

"Aneu tatit?" Tanyanya sembari mengusap pipi gadis itu lembut.

"Gue ga sakit," Jawabnya yang membuat winwin menarik pergelangan tangannya lalu membawanya duduk di kursi.

"Muta aneu putet baneut, Iwin tadi cama oye beyi natsi. Aneu matan ya?" Rere hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Gue ga mau makan, lagian itu kan makanan punya Sohye." Jawabnya yang membuat winwin menggeleng sebagai jawaban tidak.

"Ini Puna Iwin, Iwin tuapin ya?" Tanyanya sembari menyodorkan satu sendok nasi kearah mulut gadis itu.

BRUGGG....

Pandangan Rere beralih ke arah sudut jalan, ada seseorang yang ia amat ia kenali. Itu Minju, sedang dibuli oleh gengnya Karina?

Tak perlu lama lagi, Rere langsung menarik tangan winwin untuk pergi menghampiri Minju yang tengah dipukuli oleh Karina.

“Iii aneu, apatih tatit taw tanan Iwin.” Rengek Winwin sembari berlari mengikuti langkah gadis didepannya.

“Diem,”

“HAHAHA JADI LO SELAMA INI TUKANG SAPU JALANAN HAH?” Pekik Karina sembari menoyor kepal Minju dengan keras lalu disusuli oleh Bahakan dari ketiganya.

“Sekolahnya di sekolah elit sih, tapi kerjaannya jadi tukang sapu jalan. Spp nya kira kira kebayar gak ya?” Ledek Ningning sembari tertawa puas.

“Katanya juara satu tingkat umum, tapi kerjaannya jadi tukang sapu jalan,apa gunanya nilai a plus Lo hah?” Winter mendorong bahu Minju hingga gadis itu terjatuh, sedangkan mereka hanya terbahak melihat Minju yang tak melawan.

“Kayaknya dia emang orang tolol Cuma ngaku ngaku jadi orang pinter,” Sambung Giselle sembari mengacak ngacak rambut Minju kasar.

“HEH!” mereka menoleh bersamaan kearah Rere dan Winwin yang beberapa langkah lagi sampai di posisi mereka.

“Wahhh temennya Dateng, mau jadi pahlawan nih.” Ledek Karina sembari tertawa garing.

“Lo gada kerjaan banget emangnya sampe sampe sesering itu Lo buly orang lain?” Tanyanya yang membuat keempatnya semakin terbahak.

“Heh hidup Lo hidup lo, hidup gue ya hidup gue. Jadi terserah gue dong mau bully orang atau mau ngapain juga bukan urusan Lo.” Jawab Karina dengan nada yang naik satu oktaf.

“Tapi hidup Lo itu ngerugiin orang lain tau ga. Lo gada bakat lain apa selain bakat ngebully orang?”

“Heh Lo belain temen Lo yang jadi tukang sapu jalanan itu hah?” Tanya Ningning yang membuat Rere menatapnya tajam.

Hello Puberty | Winwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang