"WAAAAAA YUJU LO NGAPAIN KESINI?" Pekik Eunha dengan wajah girangnya sedangkan Yuju hanya menatap bingung kearah Eunha yang berlari kecil kearahnya.
"WAAA APENIH?" Yuju memutar bola matanya malas kala dugaanya benar, Eunha menghampirinya hanya karena kotak bekal yang ia bawa.
"Lu buta apa katarak? Masa iya lu gatau ini apaan?" Tukas Yuju yang membuat Eunha cemberut.
"WAAAAA ROTI," tidak tidak, itu bukanlah Eunha yang berbicara melainkan Mingyu yang berbicara dan mengambil alih kotak bekal milik Yuju.
"Buat gue nih pasti, lu baik banget anjir semoga lu cepet mati terus masuk surga," Mendengar itu Yuju menoyor kepala Mingyu.
"Sialan, lu doain gue cepet mati apa?" Pekiknya sembari mencoba merebut kotak bekalnya dari tangan Mingyu.
"Yeu dasar tolol, gue doain yang baik malah ngamuk." Mingyu masih berusaha mempertahankan kotak bekal Yuju untuk berada di tangannya, dan tangan satunya lagi ia gunakan untuk menahan wajah Yuju.
"Lu bisa diem gasih gue mau makan roti ini," pekik Mingyu kesal yang membuat Eunha merebut roti buatan Yuju dari tangannya.
"Dih enak aja Lo, Yuju bikin ini buat gue kali." Kesal Eunha sembari mengambil alih kotak bekal itu dari tangan Mingyu.
"Dih, lu homo anjir? Ga waras sumpah." Yuju dan Eunha melotot kala Mingyu malah menanyakan hal tak masuk akal.
"Dih apaan anjir, tiba tiba lu ngatain gue homo. Lu yang ga waras kali," Kesal Eunha sembari hendak memakan roti tersebut.
Namun dengan cepat Yuju mengambil roti tersebut dan memasukan kembali ke kotak bekalnya.
"Loh loh kok di ambil?" Eunha menatap Yuju dengan memelas.
"Tuh kan rotinya jadi penyok, gue bikin ini buat si Winwin bukan buat kalian anjir. Masa iya gue ngasih roti penyok begini buat si Winwin," Cerocos Yuju yang membuat keduanya terdiam.
Yuju yang melihat mereka terdiam pun, agak sedikit bingung, "Kenapa diem?" Tanyanya yang membuat Eunha dan Mingyu saling bertatapan.
"Tumben?"
Kini Yuju yang dibuat terdiam, masalahnya dia tak pernah sejalan dengan pikiran dua makhluk aneh ini.
"Tumben kenapa anjir?"
Mendengar itu Mingyu menutup matanya, dan bergaya ala ala seseorang yang tengah menerawang dengan mata yang terpejam.
"Gimana gimana terawangan nya?" Antusias Eunha yang membuat Yuju semakin bingung dengan topik pembicaraan tolol ini.
"Saya mencium bau bau kentut disini, aduh anj-" Mingyu mengusap telinganya kala Eunha tiba tiba menjewer telinganya.
"Lu kalo nerawang yang bener anjir,"
Yuju hanya memutar bola matanya malas lalu matanya tak sengaja melirik Winwin yang masih asik mengobrol bersama Yiyang.
Mereka satu sekolah? Bahkan satu kelas?
"Itu dia gada niatan buat nolong gue dari dua mahluk tolol ini apa?"
Yuju hanya mampu menggerutu dalam hatinya. Sedangkan Mingyu dan Eunha sudah saling berbisik menggosipkan dirinya.
"Tuh aneh kan?" Eunha memukul pelan bahu Mingyu, sedangkan Mingyu hanya mengangguk ngangguk kecil.
"Heh Ju Lo aneh ih," Ucap Mingyu yang membuat lamunan Yuju membuyar.
Yuju yang melihat mereka berdua seperti malah semakin bingung, "Kalian berdua yang aneh, bukan gue dongo." Ucapnya sembari mengeluarkan ponselnya dari saku rok seragamnya dan hendak berniat mengirimi Winwin pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Puberty | Winwin
Fanfiction"Aneu aneu semayem Iwin mimpyi woh," "Mimpi apa?" "Tapi aneu Janan biyang biyang cama olang ya?" "Iya gabakal gue bocorin ke orang," "Iwin mimpyi kcetemu cama twuhan-"