Ten mendengus kesal saat mengetahui motornya tiba tiba tidak ada di halaman depan rumah, dan ini pasti ulahnya Winwin.
Dengan perasaan menggebu gebu ia menekan nomor Winwin dan menelponnya.
"Heh motor gue lu bawa kemana anjir? Ini masih pagi lu udah kelayapan aja." Cerocos Ten sembari mendengus kesal.
"Ih dongo banget, gue lupa izin bang. Gue hari ini mau anter Yuju cari kerja." Jawab Winwin yang membuat Ten memutar bola matanya malas.
"Dia lagi dia lagi? Lu kayaknya Deket banget sama dia, jangan jangan lu ada apa apa lagi." Curiga Ten sembari menyunggingkan senyumannya tanpa sepengetahuan Winwin.
"Ada apa apa gimana, gue cuma kasian sama dia. Gara gara gue dia jadi di pecat dari tempat kerjanya, kalo gue gabantu dia cari kerja lagi rasanya gue jahat banget gasih bang?" Tanya Winwin yang membuat Ten menghentikan aktifitas bermain dengan kucingnya.
"Ya gasalah juga sih lu mau tolong dia, tapi lu ga izin sama gue dulu anjir kalo mau minjem motor. Gue juga hari ini seudah anterin bunda ke bandara juga mau pergi kerja kelompok," Ucapan Ten sukses membuat Winwin sedikit loading.
"Bunda hari ini pergi ke bandara?" Tanyanya dengan wajah cengonya.
"Ya iya, kenapa emang?" Tanya Ten sembari menaikan sebelah alisnya.
"Bukannya besok ya?"
"Besok besok pala lu, gini nih kalo udah jatuh cinta. Apa apa aja lupa," Winwin memasangkan wajah malasnya kala Ten terus meledeknya.
"Gue kan emang pelupa orangnya," Tukas Winwin dengan suara datarnya.
"Iya pelupa banget, sampe sampe gua aja ditinggalin di Ancol sendirian. Heran punya adek dongo banget." Ten mengacak rambutnya pelan.
"Titisan dari abangnya," Ten melotot kala Winwin malah balik meledeknya.
"BILANG APE LU?" Pekik Ten yang membuat Winwin terbahak.
"Kaga, gua kaga bilang apa apa."
"Yaudah, nanti lu isi lagi noh bensinnya sampe full. Gamau tau harus full, gue baru ngisi bensin dan malah Lo yang pake." Winwin sedikit tersenyum garing.
"Iya iya nanti gue isi, bilangin ke bunda ya maaf gabisa anter ke bandara soalnya ada urusan." Jelas Winwin yang membuat Ten nyengir.
"Ngapel apa ngapel?" Goda Ten yang membuat winwin memasang wajah malasnya.
"Malesin banget—tutttt."
Winwin mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Lalu kornea matanya menangkap seorang gadis yang baru saja keluar dari gerbang rumah besar. Bukan, rumah Yuju tidaklah besar. Gadis itu hanyalah tinggal di rumah susun.
Yuju yang melihat keberadaan Winwin di depan gerbang pun memasangkan wajah datarnya.
"Lu ngapain disini?" Tanyanya dengan wajah dan suara yang mengintimidasi.
"Jemput Lo," Jawab Winwin singkat sembari memakai helmnya dan memberi satu helm pada Yuju.
Yuju tak menerima helm tersebut, ia malah menatap Winwin malas, "Mau ngapain?" Tanyanya yang membuat winwin memutar bola matanya.
"Bantu Lo cari kerja, udah nih cepet pake helmnya." Winwin menyodorkan helm pada Yuju namun yuju masih saja enggan menerima helm tersebut.
Yuju tertawa hambar, "Gausah sok baik Lo," Senyuman tipis Winwin sirna menjadi semakin tak terlihat, entah mengapa hatinya sedikit sakit. Padahal ia benar benar tulus ingin membantunya.
"Gue sadar gue salah, makannya gue mau nebus kesalahan gue. Temen gue tau tempat kerja dimana yang lagi butuhin pelayan." Jelasnya sembari memakaikan paksa helm di kepala Yuju lalu menarik Yuju untuk duduk di jok belakang motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Puberty | Winwin
Fanfiction"Aneu aneu semayem Iwin mimpyi woh," "Mimpi apa?" "Tapi aneu Janan biyang biyang cama olang ya?" "Iya gabakal gue bocorin ke orang," "Iwin mimpyi kcetemu cama twuhan-"