Rere membuka matanya, ia melihat ke arah sekeliling dan mendapatkan Saerom yang tengah duduk disebelah bangsalnya."Ada yang sakit Re?" Tanya Saerom lembut sembari mengusap Surai hitam rambut Rere pelan.
Rere diam, lalu memandang kearah perutnya. Perutnya kini sudah tak memakai korslet lagi, otomatis mungkin Saerom sudah tau tentang fakta kehamilannya selama ini yang berusaha ia kubur sedalam mungkin.
Seakan akan mengerti, Saerom tersenyum tipis lalu mengusap pergelangan tangan Rere lembut, "Bayi kamu gapapa, cuma cedera sedikit." Rere menatap Saerom dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan.
"Kak—" Saerom menaikan sebelah alisnya, sembari menatap Rere dengan ramah seakan akan bertanya "Kenapa?" Ternyata realita tak sesuai dengan ekspektasinya, ia kira Saerom akan mencibir tentang kehamilannya tapi ternyata tidak.
"Kakak jangan bilang bilang ini sama bang Taeyong ya, apalagi bilang sama mama." Ujar Rere memohon, dan tanpa dirinya sadari setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.
Saerom mengangguk kecil, "Iya, Kakak gabakal bilangin ini sama siapa siapa. Kakak ngerti kok Re," Saerom membawa gadis dihadapannya itu jatuh pada pelukan nya.
"Tapi cara kamu mempertahankan ini semua itu juga tetep salah Re," Ucapan itu berhasil mencambuk hati Rere hingga bengkak membiru.
"Kalo Kaka boleh tau, siapa yang lakuin ini sama kamu?" Rere melepaskan pelukannya, Saerom mengusap air mata yang membasahi pipi gadis dihadapannya.
"Bang—Ten." Saerom sedikit terkejut dengan jawaban yang keluar dari mulut gadis itu.
"Ten yang hamilin kamu?" Tanya Saerom masih dengan wajah terkejutnya.
"Rere mohon jangan bilangin sama siapa siapa kak," Rere memeluk Saerom dengan tiba tiba yang membuat Saerom sedikit tersentak.
"Ten tau soal ini?"
Rere menggeleng kecil sebagai jawaban, "Rere takut bang Ten ngejauh kak," Jawab Rere disela sela isakannya.
"Gimana ceritanya Ten bisa lakuin ini ke kamu?" Tanyanya lagi yang membuat Rere mengusap air matanya kasar.
"Rere dijadiin taruhannya bang Taeyong, Rere terima itu juga karena bang Taeyong terus maksa dan awalnya Rere juga emang suka sama Kak Ten, terus di perjanjian juga ngga boleh sampe gini kak. Rere kira ini semua emang jalan yang pas buat Rere Deket sama kak Ten. Tapi nyatanya ini semua salah, Waktu itu Ten salah paham sama winwin. Makannya Ten lakuin ini sama Rere dibawah pengaruh alkohol," Jelas gadis itu panjang lebar, sedangkan Saerom hanya mengangguk kecil sembari mengusap punggung Rere lembut.
"Kakak tau perasaan kamu sekarang, kamu pasti takut kalau nantinya Ten ngejauh kalo Ten tau masalah ini. Tapi kamu gaboleh terus pertahanin ini sendirian, apa lagi sampe kamu pake korslet kayak gitu. Itu tuh gabaik buat kesehatan kamu sama bayi kamu juga. Ini juga ga sepenuhnya salah kamu, tapi ini juga salah Ten sama Abang kamu juga." Jawab Saerom dengan lembut.
"Jadi Rere harus gimana kak?"
"Kita minta tanggung jawab Ten secara baik baik, besok pagi kakak anter kamu ketemu dia gimana?" Tawar Saerom yang membuat Rere diam membisu.
"Rere takut kak,"
"Ten pasti ngerti, kita coba dulu pelan pelan ya?" Rere mengangguk samar meski ia tak yakin dengan semua keputusannya.
Apa Ten akan menerima semuanya?
Semoga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Puberty | Winwin
Fanfiction"Aneu aneu semayem Iwin mimpyi woh," "Mimpi apa?" "Tapi aneu Janan biyang biyang cama olang ya?" "Iya gabakal gue bocorin ke orang," "Iwin mimpyi kcetemu cama twuhan-"