18

228 47 20
                                    


Criett..

Rere menoleh kearah pintu kamarnya yang terhubung ke luar balkonnya yang tiba tiba terbuka, dan ia mendapatkan Lucas yang berdiri kaku di bibir pintu.

"Ngapain Lo kesini?" Sinis gadis itu yang membuat Lucas menatapnya dengan perasaan bersalah.

"Gue mau minta maaf," Jelas Lucas yang membuat Rere menyunggingkan senyuman malasnya.

"Ngapain minta maaf?" Tanya Rere sembari menatap Lucas dengan tatapan malas.

"Gara gara gue Lo di skors, dan gara gara gue Lo hampir aja celaka. Asli-" ucapan Lucas terpotong karena gadis di hadapannya tiba tiba menyambar ucapannya.

"Yang Lo sentuh itu Yuqi, bukan gue. Lo harusnya minta maap sama Yuqi, karena Lo hampir nodain dia." Balasnya dengan nada datar.

"Ga gitu Re, plis Re gue minta maaf. Gue ga ada niatan buat berbuat kayak gitu ke elo. Gue kebawa emosi Re," Sergah Lucas sembari menggenggam pergelangan tangannya erat, namun cepat cepat ia hempaskan dengan kasar.

PLAKK

Gadis itu menampar Lucas sekuat tenaga, hingga sudut bibir Lucas berdarah.

"LO MINTA MAAP AJA UDAH GA GUNA CAS, VIDEONYA KESEBAR SATU SEKOLAH, GUE JADI BAHAN MAKIAN ORANG DIMANA MANA, ORANG ORANG UDAH NGECAP GUE JALANG DAN DENGAN TOLOLNYA LO MINTA MAAP GITU AJA? JAHAT LO CAS, LO JAHAT." Teriaknya dengan suara seraknya dan air matanya yang sudah tak mampu ia tahan lagi.

Lucas mendekap tubuh Rere yang sudah gemetar tak karuan, nafas Rere yang terengah engah dapat dirasakan oleh Lucas.

"Iya gue jahat Re, tampar gue lagi Re. Tampar gue, kalo tamparan aja belum bisa nebus semua kesalahan gue-bunuh gue Re." Rere melepaskan pelukannya dengan kasar.

"Pergi Lo," Rere mendorong bahu Lucas dengan kuat kuat, "Muak gue liat Lo." Namun Lucas tetaplah Lucas, ia tetap saja mengukuhkan tekadnya untuk tidak pergi.

"Kalo Lo gamau pergi, biarin gue yang pergi." Rere berjalan meninggalkan Lucas dikamarnya sendirian.



* U *



Rere berjalan tanpa adanya sebuah tujuan, entah ia juga tak tahu akan kemana langkahnya membawa ia pergi. Sial disini dingin sekali, dan tololnya ia hanya menggunakan baju tidur lengan panjang yang bahannya tak terlalu tebal.

"Tau dingin gue tadi gabakal ngotot keluar," Gumamnya sembari menggesekkan pelan kedua telapak tangannya.

Ia terduduk disebuah kursi yang berada di pinggir jalan, jalanan begitu sepi hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang disini.

"Sial, dingin banget." Kesal Rere sembari menggesekkan gesekan telapak tangannya..

"WAAAA," Rere terkejut sembari membelakan bola matanya lebar saat seseorang tiba tiba berteriak dan memeluknya dari samping.

"Heh Lo sapa? Lo gila ya tiba tiba meluk gue!!!?" Kesal Rere sembari melepaskan pelukan tersebut dengan kesal.

"Ini Iwin ih, Iwin butan olang giya ya."
Rere menoleh cepat kearah sumber suara, ia terkejut bukan main saat mendengar yang berbicara adalah Winwin. Hey sejak kapan tuyul ni bisa ngomong?

"Loh kok Lo disini? Lo kan lagi sakit." Jelas Rere sembari menatap winwin mencebik sembari menangkupkan kedua telapak tangannya di pipi Winwin, ia melihat Winwin dengan sangat dekat. "Lo bukan Winwin ya? Ngaku Lo." Tanya Rere yang membuat Winwin mendengus kesal.

"Ini Iwin Aneu, Aneu ga peltayaan amat iii tama Iwin." Kesalnya sembari menampakan wajah merajuknya, senang sekali rasanya bisa menggoda anak polos ini.

Hello Puberty | Winwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang