31

155 35 2
                                    

BUGHH

"BERANI BERANINYA YA LO DEKETIN CEWE GUE!?" Pekiknya sembari mendorong tubuh winwin dengan sangat keras sehingga punggung itu membentur tembok yang ada di belakang sana.

Jaebin menarik kerah baju winwin, winwin yang sudah tak berdaya pun hanya mengikuti arah pukulan yang Jaebin layangkan.

"BAJINGAN,"

BUGHHH

BUGHHHH

BUGHHHH

"Jaebin udah-" Tukas gadis tersebut sembari mencoba menghentikan Jaebin dan menahannya namun Jaebin tak sedikit pun menggubris larangan kekasihnya, tanpa sengaja ia menghempaskan tangan Gaby dengan kasar hingga gadis itu terjatuh.

"BRENGSEK LO, GUE GABAKAL BIARIN LO AMBIL CEWE GUE," Pekik Jaebin sembari melayangkan tinjuannya tepat di pipi winwin.

BUGHHHHH

Jaebin terjatuh disaat seseorang menerjangnya hingga terjatuh.

"CEWE LO YANG KEGATELAN GOBLOK, BUKAN ADEK GUE YANG REBUT DIA DARI LO."

Jaebin menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya, lalu menatap Ten dengan tatapan tidak suka. Lelaki itu terbangun, menyetarakan tingginya dengan Ten.

Jaebin menarik kerah baju Ten kasar dan mencengkram dengan erat, "LO GAUSAH JADI PAHLAWAN BUAT ADEK PUNGUT LO ITU, LO GAUSAH MUTER BALIKIN FAKTA." Ucapnya dengan penuh penekanan ke arah Ten.

"GUE GA MUTER BALIKIN FAKTA GOBLOK, ORANG CEWE LO NYA AJA YANG GATAU DIRI." Ten melepaskan cengkraman dikerah bajunya dengan angkuh, lalu mendorong Jaebin agar sedikit menjauh.

"BAJINGAN," Jaebin hendak melayangkan tinjuan tepat di pipi Ten dengan keras.

"LO YANG BAJINGAN BANGSAT, BERANI BERANINYA LO SAKITIN ADEK GUE." Bentak Ten sembari membalas serangan dari Jaebin..

"JAEBIN UDAHHHH-" Gaby mencoba menahan Jaebin namun ia malah kembali terdorong dan terjatuh, sedangkan winwin sekuat tenaga berlari ke arah ruang BK mencoba memanggil guru dan menyelamatkan Ten dari serangan Jaebin.

BUGHHH

BUGHHHH

BUGHHHHH

"JAEBIN, TEN STOP! APA APAAN KALIAN INI HAH?" Pekik seorang wanita paruh baya yang membuat keduanya menoleh dengan nafas yang terengah engah.




























"MAU JADI JAGOAN SEKOLAH HAH? TIAP HARI ADA AJA TINGKAHNYA." Jelasnya sembari menatap Ten dan Jaebin dengan nyalang. Winwin dan Gaby hanya diam di belakang keduanya.

"Dia yang mulai duluan," Ten melotot kala Jaebin menyalahkan dirinya sepenuhnya.

"HEH, LO YANG MULAI DULUAN GOBLOK. KALO LO GA NYAKITIN ADEK GUE, GUE GABAKAL BAKU HANTAM SAMA LO," Pekik Ten sembari menarik kerah baju Jaebin kasar.

TRAKKK

Keduanya kembali terdiam saat wanita bernamtagkan Yoona itu memukulkan sebuah penggaris yang sedikit berukuran besar pada meja.

"Udah gelut nya?" Tanyanya yang membuat keduanya bungkam.

"Disini dua duanya salah, Jaebin kamu harusnya kalo mau nyelesein masalah jangan pake emosi terus, dan kamu Ten harusnya kamu jaga sikap kamu. Ngomong ga dijaga, baju lusuh banget, telinga di tindik. Mau jadi apa kamu hah?" Tanyanya yang membuat Ten memutar bola matanya malas.

"Kalo saya mau jadi jamet, masalah buat ibu?" Tanya Ten yang membuat wanita paruh baya itu menatapnya dengan geram.

"Ibu tuh udah capek banget ya sama kamu, tiap hari bikin onar terus kerjaannya. Ga berantem sama ini berantem sama itu, disini itu bukan tempat pamer unjuk bakat." Jelasnya yang membuat Ten berdiri dari kursinya.

"Kalo ibu udah capek yaudah keluarin saya sama winwin dari sekolah ini," Jelas Ten yang membuat winwin sedikit terkejut akan perkataan Ten. Bahkan bukan hanya winwin yang terkejut yang lainnya juga benar benar sangat terkejut.

"Ibu pikir saya ga cape apa Bu liat adek saya di gebukin sana sini sama anak sialan kayak dia cuma gara gara cewe kegatelan kayak dia? Dan tololnya pihak sekolah ga bertindak adil? Disini bukan ibu doang yang capek, saya juga capek." Jelas Ten sembari menunjuk Jaebin dan Gaby secara bergantian.

Yoona bungkam ia benar benar speechless dengan apa yang Ten katakan dengan dinginnya.

"Kenapa ibu diem? Nyadar ya kalo selama ini sekolah ini tolol banget? Kalo ibu udah capek sama saya, ibu boleh keluarin saya sama winwin dari sekolah. Kalo pihak sekolah masih belum mengeluarkan saya sama winwin, biar saya sama winwin yang keluar sendiri dari sekolah tolol ini." Setelah itu Ten menarik pergelangan tangan Winwin dan membawa lelaki itu keluar dari ruangan konseling.




***

"Bang, kalo kita beneran dikeluarin dari sekolah gimana?" Tanya Winwin yang membuat Ten menoleh sembari memakan kuacinya.

"Bagus dong kalo kita dikeluarin dari sekolah, lu gabakal digebukin lagi sama orang orang tolol itu." Jawabnya masih fokus memakan kuaci yang berada di genggamannya.

"Tapi bang—"

"Lagian ya gue udah gedek banget sama si Jaebin, Lo kenapa ga lawan dia hah?" Kesal Ten sembari mengsejajarkan langkahnya bersama winwin.

"Lo kan tau bang Jaebin itu ketua geng," Jawab winwin yang membuat Ten memutar bola matanya malas.

"Heh, tapi Lo itu tadi hampir koit gara gara si tolol itu." Winwin diam ia tak tahu harus menjawab apa. "Terus karena dia ketua geng, Lo jadi takut gitu buat lawan dia?" Tukas Ten yang membuat winwin menggeleng kecil menyatakan tidak.

"Bukan gitu bang, Lo tau sendiri kan Jaebin tuh kalo punya masalah kalo dilawan suka main keroyokan, gue cuma gamau masalahnya makin gede." Jelas Winwin yang membuat Ten memasang wajah nyenye.

"Tapi gue tetep gasuka kalo ada yang sakitin Lo, lagian ya yang gatel tuh si Gaby bukan elo. Gue ga rela ya muka Lo jadi babak belur gini," Cerocos Ten sembari mendengus kesal ke arah winwin.

"Lo lebih babak belur bang," Jawab winwin yang tak dihiraukan Ten.

"Ya-ya gue gak peduli, nanti nanti mah Lo kalo di serang lawan aja tuh si Bagong itu, gedek banget gue liatnya." Ujar Ten sembari membuka pintu rumahnya.

"Bunda-Ten pulang." Ten masuk kerumahnya di ikuti winwin yang berjalan di belakangnya. Ten berjalan kearah sofa dan merebahkan punggungnya. Sedangkan winwin merebahkan tubuhnya dilantai mencoba menyejukkan badannya yang penuh dengan keringat.

Bundannya sedikit terkejut kala melihat muka keduanya yang penuh dengan lebam.
Lalu mata lentiknya menatap kearah Ten. Ten hanya menghela nafasnya pelan lalu menyodorkan selembar kertas kearahnya dengan tatapan tak perdulinya.

Wanita paruh baya itu berjalan ke arah Ten dan duduk di sebelah anak lelakinya itu.

"Loh ini pada kenapa?" Hanya kalimat tersebut yang mampu keluar dari mulutnya.

"Bundaaaa Ten sama Winwin mau pindah sekolah aja," Rengeknya dengan wajah memelas, bahkan winwin sampai kaget jika Ten akan memelas seperti itu, padahal di sekolah ia sangat garang.


Tebeceh

Hello Puberty | Winwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang