04. Selingkuh?

65.8K 6K 212
                                    

Bahagian 04. Selingkuh?


Setelah berada di luar rumah, Caramel mengembangkan senyumnya kala ia melihat pak botak itu berada di depan rumahnya. Ia menarik tangan kekar Rafael dan menuntunnya ke situ.

"Mana?" Menyodorkan tangannya ke pak botak. Kemarin ia memesan sepuluh kue leker.

"Tunggu dulu, utang yang kemarin belum dibayar." Tegur pak kepala botak itu. Sebenarnya namanya itu Ari. Namun hanya saja Caramel yang memanggilnya pak botak atau si botak karena kepalanya yang tak memiliki rambut.

"Santai mang botak, nih Fael yang bayar!" Ucapnya menunjuk Rafael di sebelahnya.

"Enak aja! Bayar sendiri!"

Caramel mencekal tangan Rafael saat pria itu ingin meninggalkannya. "Mana kue nastar nya?" Menyodorkan tangannya

Rafael menggeram, "Yaudah! Berapa?" Sewotnya

"Sebentar mas Rafa, saya liat catatan nya dulu. Dua ribu, lima ribu, seribu, dua ribu...."
Gumam pak botak menghitung jumlah hutang Caramel.

"Jadi semuanya tiga puluh ribu mas Rafa!"

Dengan malas Rafael merogoh kantong sakunya di kaos nya. Lalu memberikan selembar uang lima puluh ribuan.
Pak botak menerima nya, lalu mengambil uang kembalian dan di berikan kepada Rafael.

"Nih neng Caramel!" Memberikan sebungkus kue leker. Sedangkan Caramel menerima nya dengan tatapan yang berbinar.

"Makasih, besok lewat sini lagi kan?"

"Iya dong."

"Kalau gitu Caramel pesen lima ya!"

"Siap bos!" Lalu mendorong gerobak nya meninggalkan mereka.

"KUE PUTU LEWAT!"

"FAEL FAEL BELIIN GUE KUE PUTU JUGA DONG!"
Teriak Caramel kala penjual kue putu lewat di depannya.

"Nggak, Beli sendiri!"

"Fael!"

"Enggak!"

"Lo pacar gue kan?". Caramel menutup mulutnya, ia menyumpah serapahi mulutnya itu karena tak kontrol dalam bicaranya.

"Iya, emang kenapa?"

"Eh, enggak deh itu kan bohongan kan?"

"Itu beneran! Dan gue nggak main-main ucapan gue waktu itu!" Menatap Caramel tajam.

"Y-yyaudah beliin kue putu yaaa!" Rengeknya menarik ujung kaos Rafael seperti anak kecil meminta mainan kepada ibunya. Rafael menghela nafas, raut wajahnya kembali seperti semula.

"Nih, beli sendiri sono!" Memberikan uang kembalian tadi dan meninggalkan Caramel yang tersenyum senang.

"Bang, kue putu nya dua puluh ribu ya!"

"Buset neng, banyak banget!" Ucap penjual kue putu itu senang.

"Udah, cepetan saya lapar nih."

"Eh iya-iya!"

Sambil menunggu kue putu nya matang, ia memakan kue lekernya tadi. Ia memakannya hingga tandas, lalu mengelus perutnya. "Duh... Enak banget sumpah!" Gumamnya.

Sebuah mobil berhenti di depan halaman rumahnya. Membuat ia tersadar. "Bang, udah selesai gak?"

"Udah nih, neng!" Memberikan sebungkus kue putu itu. Lalu diterima oleh Caramel dengan tergesa-gesa.

My killer ketos (Sudah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang