Bahagian 43. Devina
Setelah Caramel pulang, ia segera menaiki tangga menuju kamarnya. Yang akan dilakukan sekarang ialah mandi. Karena keringat di sekujur tubuhnya membuat nya gerah. Akhirnya, ia memutuskan untuk membersihkan badannya saja.
Setelah mandi, ia bergegas turun ke bawah untuk mengisi perutnya yang lapar. Sekarang ia sudah memakai pakaian santai nya. Dengan rambut yang masih acak-acakan karena belum ia sisir.
"Mah, udah matang belum?"
"Udah silahkan dimakan nyonya." Ujar mamanya menyindir Caramel.
"Bisa aja." Jawab Caramel dengan tertawa terbahak-bahak lalu menarik kursi dan menduduki nya.
Firda hanya menggelengkan kepalanya melihat Caramel dengan porsi makan yang bisa dibilang banyak. Memang Caramel itu jika makan pasti banyak, yang jadi pertanyaan nya, kapan gemuk?
"Makan yang banyak, biar gak kerempeng. Mama mau siap-siap dulu."
Caramel yang asik makan seketika menatap punggung mamanya penuh tanya. "Mau kemana?"
"Mau jalan-jalan, sama papi chulo."
"Ikut dong.." Rengek Caramel yang memberhentikan mengunyah makanannya.
Firda lantas menoleh, ketika masih berada di anak tangga. "Jangan dong, mama mau pacaran dulu.. nanti uang jajan kamu mama tambah deh!" Seru beliau lalu menaiki tangga tak memperdulikan anaknya yang menggerutu kesal.
"Dasar... Kan gue mau jalan-jalan juga."
"Enggg gak papa deh, uang jajan gue bertambah hihihi."
Gerutu Caramel sambil terkikik pelan.
Selang beberapa menit, mamanya dan papi nya pun turun ke bawah. Kini mereka berdua tampak seperti pasangan serasi. Baju Firda yang trend, membuat wanita itu terlihat masih muda. Tak heran memang, karena selisih umur keduanya dua tahun. Jadi, dulu Firda adik kelas Chiko.
"Widihh... Jangan lupa oleh-oleh nya!"
"Tenang, nanti mama bawain lilin yang banyak. Biar bisa ngepet".
"Nah betul banget!" Ujar Caramel seraya tertawa keras.
Chiko hanya menggelengkan kepalanya. Melihat interaksi keduanya yang bisa dibilang, gila. Tetapi Chiko waras sih, memang dari dulu Firda sifatnya seperti itu. Hingga menurun ke anak semata wayangnya.
"Oh ya, uang nya nanti mama transfer aja ya!"
Mendengar itu, Caramel mengangguk antusias lalu tersenyum. Gadis itu terlalu bersemangat hingga ia bertambah makan.
Setelah itu, Chiko menggandeng tangan Firda dan menuntunnya keluar rumah lalu segera melajukan mobilnya.
Caramel mengelus perutnya yang sangat kenyang. Gadis itu bersandar di sandaran kursi seraya menatap langit-langit rumahnya. Entah mengapa, akhir-akhir ini ia sering memikirkan Rafael. Bahkan sebelum tidur, gadis itu masih sempat-sempatnya memikirkan alasan Rafael menjadikannya pacar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My killer ketos (Sudah Diterbitkan)
Teen Fiction(Tamat) "Gue sumpahin lo nggak punya pacar!" "Siapa bilang, mulai hari ini lo jadi pacar gue. Nggak ada penolakan!" Bagaimana perasaanmu jika kamu diperlakukan seperti itu oleh ketua osis di sekolah mu? Caramel sangat heran kepada cowok itu, mengap...