Bahagian 25. Pingsan lagi
"Lo... Lo suka sama gue?"
Entah keberanian apa, Caramel melontarkan perkataan itu secara tiba-tiba. Ia juga tidak tahu, entah ini keceplosan atau tidak. Yang jelas, itu yang ada di benaknya selama ini.
Caramel dapat merasakan, tubuh Rafael menegang. Juga jantungnya yang berdetak kencang. Lama terdiam, akhirnya Rafael melepaskan pelukannya. Tanpa menjawab pertanyaan Caramel, "Hujannya makin deras, mau pulang aja?"
"Terserah." Jawab Caramel apa adanya.
Rafael melihat jam tangannya, jarum jam menunjukkan pukul enam. Ternyata dia dan Caramel sudah lama disini. "Ayo."
Caramel beranjak, sebelum itu Rafael mengambil hoodie nya kembali membuat gadis itu mengerinyit. Saat di depan, Rafael mengangkat nya di atas kepala Caramel menggunakan hoodie nya layaknya sebuah payung. Sedangkan dirinya sudah basah kuyup.
Membuat Caramel tercengang seketika.
Setelah sampai di motornya, Rafael kembali memakaikan hoodie nya di tubuh Caramel. "Pakai."
Setelah itu, ia menyalakan mesin motornya.Sedangkan Caramel tak bisa menahan senyumnya, ini pertama kalinya ia diperlakukan Rafael seperti ini. Selama ia hidup, ini pertama kalinya. Walaupun ia tetangganya, akan tetapi ia selalu saja bertengkar dengan Rafael.
Kok gue berasa kaya di drakor ya?
Caramel menaiki jok belakang, Rafael melajukan motornya.
Caramel memegang erat seragam sekolah yang melekat di tubuh Rafael. Hujan deras membawa hawa yang sangat dingin. Ia yakin, besok pasti dirinya demam. Terkena gerimis saja sudah demam, apalagi sangat deras?
Rafael merasakan tubuh Caramel menggigil.
"Fa...el, lebih kenceng lagi..." Ucap Caramel terbata.
"Tahan Mel." Sesuai permintaan Caramel, Rafael melajukan lebih kencang lagi.
"Shhh..." Walaupun ia mengenakan hoodie Rafael, namun tetap saja dia kedinginan. Hingga badannya bergetar hebat, mengeratkan cengkeraman tangannya di seragam pria itu.
Ampuni dosaku ya tuhann, gue belum mau mati. Tunda aja dulu, gue belum makan kue leker soalnya!.
Motor Rafael melaju lebih kencang lagi. Bahkan ini sudah kecepatan sangat tinggi. Selama ia mengendarai motor nya, tidak pernah ia menggunakan motor sekencang ini.
Beberapa menit kemudian, keduanya mulai memasuki are kompleks nya. Lalu Rafael membelokkan motor itu memasuki halaman rumahnya. Terlihat di teras itu ada Arsen dan Gema yang bersantai dengan setoples kue menjadi camilan mereka berdua.
"Loh.. loh, lo dari mana raf?"
Rafael tak menanggapi pertanyaan Gema, pria itu melihat Caramel yang tengah menggigil kedinginan. Sampai-sampai gigi gadis itu berbunyi karena bertubrukan. "Lo mau pulang, apa mau disini aja?"
Belum sempat gadis itu menjawabnya, gadis itu sudah ambruk di tubuhnya. Membuat ketiga cowok itu membelalakkan matanya.
Caramel memang payah dalam hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My killer ketos (Sudah Diterbitkan)
Teen Fiction(Tamat) "Gue sumpahin lo nggak punya pacar!" "Siapa bilang, mulai hari ini lo jadi pacar gue. Nggak ada penolakan!" Bagaimana perasaanmu jika kamu diperlakukan seperti itu oleh ketua osis di sekolah mu? Caramel sangat heran kepada cowok itu, mengap...