45. Lagi dan lagi

30K 3.4K 153
                                    

Bahagian 45. Lagi dan lagi

Saat ini, Caramel tengah berada di kursi depan kelasnya. Keadaan kelas sudah tak karuan, ramai dan ricuh. Bu Reva tak masuk hari ini dikarenakan sakit. Hal itu membuat mereka seperti saat ini. Entah mengapa, ia sedang tak mood untuk ramai. Biasanya jika jam kosong gadis itu pasti juga ikut meramaikan kelasnya.

Yang dilakukan sekarang hanya menatap kosong ke depan. Kedua tangannya bertumpu pada pinggiran kursi. Rasanya ia ingin mengembalikan Anggi disini. Tidak ada gadis itu membuat nya terasa sepi.

Kemarin, Anggi pulang malam. Sedangkan papa dan mamanya pulang nanti. Karena mereka berdua menginap di villa. Milik papanya sendiri, yang berada di Bandung.

Ia menghembuskan nafas panjang. Beranjak dari duduknya dan memilih untuk pergi ke UKS saja. Bukan, bukan karena ia sakit namun karena dirinya hanya ingin tidur. Sepertinya matanya terasa sangat berat.

"Eh eh!", Pekiknya ketika tak sengaja menabrak seseorang.

Caramel mendongak, "Eh bang sat."

Satria mendengus. "Jangan panggil gue gitu napa Mel."

"Iya deh," Jawab Caramel hendak pergi namun pertanyaan Satria membuat nya menghentikan langkahnya.

"Lo mau kemana?"

"Ke UKS."

"Jangan!!"

Caramel sedikit tersentak, karena Satria teriak. Namun sekarang pria itu tengah cengar-cengir sendiri. Menggaruk tengkuknya yang tak tiba-tiba gatal.

Satu alis Caramel terangkat, "Kenapa?"

"Engg... Ada kecoa."

Caramel menahan tawanya, sungguh perkataan Satria membuat nya ingin tertawa keras. Apa? Kecoa? Caramel bukan gadis yang takut dengan kecoa. Yang ia takutkan adalah kodok. Sepertinya Satria tengah kerasukan jin disekolah ini.

Caramel menggelengkan kepalanya, "Gak waras." Gerutu gadis itu lalu melanjutkan langkahnya menuju UKS. Selain kantor, UKS dan perpustakaan adalah tempat yang membuat nya nyaman. Karena apa? Karena ber AC!

Di sepanjang koridor Caramel hanya bersenandung sembari memainkan jari-jarinya. Ruangan UKS terletak di atas, di deretan kelas dua belas. Semoga saja, di sana tidak ada anak yang sakit. Dan, semoga saja ia tak bertemu Rafael hari ini.

Kini ia sudah berada di depan UKS. Ia masih di ambang pintu, menatap datar kedua orang yang berada di dalam.  Ia tertohok, ketika Rafael menyuapi Devina. Lagi lagi ia harus menyaksikan pemandangan itu di hadapannya sendiri.

Devina yang terduduk di ranjang seraya menyandarkan punggungnya ke tembok. Sedangkan Rafael menyuapi Devina. Ia ingat, saat melakukan upacara tadi Devina pingsan. Dirinya juga melihat tadi saat Satria membopong tubuh Devina. Lantas, seharusnya yang berada di situ Satria bukan? Kenapa jadi Rafael?

Mengapa dirinya kepikiran untuk ke UKS?

Tak perlu banyak memikirkan hal itu, sebaiknya ia balik ke kelasnya saja. Namun saat berbalik, ia terjatuh akibat tali sepatu yang lepas. Hal itu sontak membuat kedua insan yang berada di dalam menoleh.

"Mel,"

"Maaf gue ganggu, lanjutin aja." Ujar Caramel menolehkan kepalanya, berdiri dan berlalu begitu saja meninggalkan mereka.

My killer ketos (Sudah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang