06. Kekuningan

54.2K 5.1K 229
                                    

Bahagian 06. Kekuningan



Caramel turun dari motor Rafael dengan menenteng dua kantung kresek Alfamart. Gadis itu memasuki rumah Rafael dengan santai. Sedangkan Rafael pun mengikutinya dari belakang.

Ketika ia masuk, ia di suguhkan dengan pemandangan yang harus ia abadikan. Ia memotret ketiga temannya itu dengan keadaan tertidur. Satria dan Daniel yang saling merangkul dengan mulut Satria yang mangap. Sedangkan David berada di pantat Arsen yang tidur tengkurap. Mereka berempat tidur di karpet itu.

"Mampus lu semua!" Gumamnya.

"Fael, ini mau masak apa?"

Rafael menoleh, mendapati gadis yang tengah menatapnya penuh tanya. "Mie instan sama telor ceplok aja!". Karena tadi mereka membeli telur di depan Alfamart itu.

"Nih", Ujar Caramel memberikan semua belanjaan nya.

"Enak aja! Kan belinya pakai duit gue, ya lo yang masak dong!" Sewot Rafael lalu menduduki sofa nya.

"Gue gak bisa masak telor Fael!"

"Salah lu sendiri!"

"Masakin dong!"

"Harus nya elo yang masak, lo kalau nikah emang nggak masakin suami lo hah?!"

"Enggak, beli kan bisa?" Sahut Caramel santai.

"Gue gak mau tau, pokoknya lo yang masak!"

Mendengus kesal, Caramel pun melangkahkan kakinya ke dapur.

"Apa lagi?" Tanya Rafael malas ketika Caramel menghampirinya.

"Ini telurnya dimasak gimana?"

"Sampe kekuningan", Lalu menaiki tangga nya menuju kamarnya. Rafael membersihkan badannya, karena ia tadi belum sempat mandi. Setelah cukup lama melakukan ritual mandinya, ia pun mengeringkan badannya dengan handuk. Pria itu hanya memakai celana pendek nya.

Setelah memakai kaos oversize nya, ia mengambil ponselnya yang tak ia buka sama sekali. Sedang asik men-scroll beranda Instagram, ia dikejutkan dengan panggilan telepon dari Caramel.

Ia memang mempunyai nomor WhatsApp Caramel, karena bundanya itu yang memasukkan nomor gadis itu di handphone nya tanpa seijin dirinya. Begitu pun sebaliknya, mama Caramel pun melakukan hal yang sama dengan bunda Rafael. Entah ada apa dengan kedua orang tua itu.

"Kenapa pake telepon segala?"

"Gue udah sampe ke Kuningan nih, terus telurnya di apain?"

Rafael melotot, "Astagfirullahhh! Bukan ke Kuningan, tapi telurnya yang warnanya kekuningan. Udah balik cepet!".

Lalu memutuskan panggilannya secara pihak dengan segera menuju dapurnya. Ia takut jika Caramel menyalakan kompor. Ia tak habis pikir dengan gadis itu, dia budek atau memang ia tak bisa mencerna kata-katanya sih.

Ia menghela nafas lega, ketika Caramel tak menyalakan kompor. Setelahnya, pria itu pun memasak mie instan sendiri. Ia hanya memasak tiga mie instan, untuknya untuk Caramel dan untuk Arsen. Jika teman-teman nya juga meminta, biar mereka membuat sendiri.

My killer ketos (Sudah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang